RAKOR EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN LP MA’ARIF BANYUMAS

Menjelang akhir tahun 2020, Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Kabupaten Banyumas menggelar Rapat Koordinasi Evaluasi 2020 dan Proyeksi 2021 Program Kerja di Rempoah, Baturraden, Selasa (29/12/2020). 

BATURRADEN - Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyumas, Kiai Sabar Munanto, S.Ag., M.Pd.I dalam sambutannya, menyampaikan rapat evaluasi dan proyeksi ini harus menghasilkan pembaharuan program yang sesuai kondisi kekinian. Pendidikan itu menciptakan perubahan lingkungan baru atau pendidikan diciptakan oleh lingkungan, keduanya menjadi pilihan.

“Lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan berbagai unsur untuk dapat menghasilkan produk. Melalui kejuruan dan keterampilan peserta didik, sekolah/madrasah dapat mengoptimalkan potensi memproduksi kebutuhan dasar masyarakat,” terangnya.

Menurutnya, LP Ma’arif memiliki peluang yang besar untuk mempengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat, seperti memproduksi sabun mandi dan cuci, shampo, hand sanitizer, disinfektan dan lainnya. Sebab di zaman masyarakat industri sekarang ini, kompetensi lulusan harus mampu bersaing.

“Melalui rapat koordinasi evaluasi dan proyeksi diharapkan pengurus dapat mengambil langkah strategis peluang yang muncul disaat pandemi. Perlu berkolaborasi untuk meningkatkan bidang ekonomi pendidikan untuk kesejahteraan kelembagaan,” ulasnya.

Sementara, Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Banyumas, Prof. Dr. Fauzi, M.Ag menyampaikan, saat ini penguatan ideologi ahlussunnah wal jamaah annahdliyah di tingkat satuan pendidikan Ma’arif harus terus dikuatkan. Sebab peserta didik di Ma’arif akan menjadi kader NU di masa depan. 

Prof. Fauzi mengatakan, NU sebagai harakah tashwirul afkar pada permulaannya menjadi gerakan intelektual keilmuan yang di mulai dari pendidikan. LP Ma’arif mengemban amanah jam’iyah untuk menanamkan nilai aswaja annahdliyah sejak dini di lingkungan pendidikan.

“Penguatan ideologi aswaja harus didukung melalui optimalisasi mata pelajaran ke-NU-an. Pendidik mapel aswaja harus memiliki sumber daya yang mumpuni, bukan asal tunjuk asal mengajar,” ujarnya.

Satu diantara tugas LP Ma’arif adalah mengawal berjalannya penanaman aswaja pada tingkat satuan pendidikan. Untuk itu, lanjut Prof. Fauzi, guru yang mengajar mapel ke-NU-an harus kompeten. Guru tidak boleh sembarangan dalam menyampaikan nilai aswaja kepada peserta didik.

Dikatakan, pada proyeksi tahun 2021 banyak agenda yang akan digarap pengurus. Program baru yang direncanakan diantaranya lanjutan penguatan ideologi aswaja, Ma’arif Banyumas Award, beasiswa S2 bagi guru non PNS, regenerasi Sako Ma’arif, pembentukan tim pendamping sekolah baru, studio podcast, festival banyumas satria dan di tahun 2022 Banyumas menjadi tuan rumah Porsema Jateng dan sebagainya.

“Ke depan guru mapel ke-NU-an harus diperhatikan secara khusus oleh Satuan Pengawas Ma’arif. Pastikan guru mengajar dengan segala kelengkapan kompetensi untuk mengoptimalkan penanaman ideologi aswaja,” jelas Wakil Rektor I IAIN Purwokerto tersebut. ***




DAUD BELETAN DI DESA PANGEBATAN

Di tengah penyebaran wabah pandemi Covid-19 yang dampaknya di berbagai sektor terasa oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, para petani kita masih tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Setidaknya ini seperti yang dilakukan oleh Kang Titut Edi Purwanto, seorang petani di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ia tetap mengolah lahan pertaniannya dengan penuh semangat.



Kang Titut pun telah mulai mencabuti bibit padi dari persemaiannya. Dalam bahasa daerah setempat kegiatan ini disebut dengan ndaut. Hal ini adalah kegiatan rutin yang biasa dikerjakan setelah lahan pertanian siap dan umur bibit padi dirasa cukup untuk mulai ditanam.

Namun ada yang berbeda pada hari pelaksanaan ndaut di lahan pertanian Kang Titut pada hari Minggu yang lalu (20/12).

Pada hari tersebut, Kang Titut yang juga adalah seorang seniman dan pemilik Sanggar Seni Padepokan Cowong Sewu ini mengundang Pak Lurah, tokoh-tokoh masyarakat, seniman, budayawan, dan juga para sahabatnya di komunitas seniman budayawan Goramas (Gotong Royong Warga Banyumas) untuk mengunjungi sebuah pondok kecil sederhana tanpa dinding, yang dibangunnya di tengah sawah.

Baca selengkapnya artikel ini di Kompasiana, klik link berikut 

Menyelamatkan Generasi Muda dari Pengaruh Negatif Internet





[SALAH] VIDEO JARUM SUNTIK MENGHILANG SAAT PROSES VAKSINASI COVID-19


Beredar video proses vaksinasi Covid-19 di media sosial dengan narasi yang menyebutkan jarum menghilang setelah disuntikkan ke tubuh pasien.



Dari hasil penelusuran, diketahui informasi tersebut tidak benar. Jarum pada suntikan tidak menghilang, tapi otomatis ditarik menggunakan suntikan khusus yang disebut “Safety Syringe” (Alat Suntik Pengaman). Alat suntik pengaman merupakan alat suntik dengan mekanisme keamanan tambahan untuk mengurangi risiko cedera pada petugas kesehatan dan orang lain akibat tertusuk jarum yang tidak disengaja.

Alat suntik pengaman telah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade dan hingga kini terdapat banyak model untuk jarum suntik jenis ini. Menggunakan alat suntik pengaman tidak berdampak pada jumlah vaksin yang didapat seseorang dan tidak berbeda dengan menerima vaksin melalui jarum suntik tradisional.

Dilansir dari bbc.com, klip video datang dari laporan yang disiarkan di BBC TV 16 Desember 2020, dibagikan oleh juru kampanye anti-vaksin. Mereka mengklaim jarum suntik palsu dengan “jarum yang menghilang” digunakan sebagai upaya pihak berwenang untuk mempromosikan vaksin yang sebenarnya tidak ada.

Dari penelusuran di atas diketahui jarum suntik tidak menghilang saat proses vaksinasi, melainkan alat yang digunakan berupa suntikan dengan pengaman tambahan yang dapat menarik kembali jarum setelah digunakan. Sehingga status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.

Selengkapnya dapat dilihat melalui link


Lebih baru Lebih lama