Giat Dede Farhan Aulawi Saat Silahturahmi dan Diskusi Ringan dengan Kapuspen TNI Mayjend DR. R. Nugraha Gumilar, MSc dan Kapusdalops Mabes TNI Brigjend Putra Widiastawa


𝐉𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚,𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬.𝐜𝐨𝐦 - Tema diskusi seputar peran strategis pengemban fungsi penerangan TNI, baik di masa damai ataupun di masa perang. Inilah yang akan menjadi kata kunci dari Konsep Kemenangan dalam Perang Informasi di masa kini. Lihat saja bagaimana dahsyatnya pertempuran media dan agitasi publikasi dalam peperangan Rusia vs Ukraina, maupun Palestina vs Israel yang masih berlangsung sampai saat ini.


Era informasi telah mengubah cara perang secara mendasar dengan mempertaruhkan kemenangan pada digitalisasi. Jika dulu penilaian kemampuan tempur berbasis amunisi, maka saat ini penilaian tersebut akan bergantung pada kemampuan operasional sistem ‘Command, Control, Communication, and Intelligence (C3I)’ yang berbasis teknologi informasi, dan memiliki karakteristik sebagai Center of Gravity (CoG). Tantangannya adalah peningkatan kompetensi SDM secara berkelanjutan agar mampu beradaptasi dengan dinamika tantangan tugas serta perubahan lingkungan strategis yang super cepat dan unpredictable. 


Termasuk di dalamnya peningkatan kompetensi SDM bagi seluruh pengemban fungsi penerangan TNI di tri matra. Kemampuan menyusun dan mengolah NARASI KOMUNIKASI menjadi penting sebagai fondasi dasar dalam mempublikasikan sebuah “produk penerangan” kepada masyarakat. Baik narasi Deskriptif maupun narasi Persuasif di masa damai, bahkan latihan dasar agitasi opini, propaganda dan kontra propaganda media di masa perang.


Disinilah pentingnya ada unit khusus yang memiliki keterampilan ‘media’ dan dipersenjatai untuk perang informasi dan menjadi tentara digital. Perang informasi akan mengendalikan bentuk dan masa depan perang. Landasan persiapan perang adalah meraih kemenangan dalam peperangan modern, khususnya peperangan berteknologi tinggi yang berbasis pada informasi dengan presisi tinggi. Saat berperang dengan musuh yang kuat di masa depan, kita akan menghadapi penindasan informasi yang komprehensif dan kuat.


Ada pertanyaan tentang bagaimana menggunakan kelemahan untuk mengalahkan kekuatan ?

Perang rakyat di masa lalu dilakukan di ruang berwujud, namun peperangan di era informasi, selain terjadi di ruang berwujud di darat, di laut, dan di udara, lebih banyak lagi dilakukan di ruang tak berwujud, seperti di medan elektromagnetik. Ini bukan hanya medan perang di mana senjata dan bom dihujamkan, tetapi juga “medan perang komputer” di laboratorium dan ruang kendali pertempuran. Disinilah pentingnya penegasan kolektif dalam desain rencana pertempuran berbasis *”KONTROL KUAT ATAS INFORMASI MEDAN PERANG”*.


Personil tempur dalam peperangan informasi bukan hanya para prajurit yang bertugas di garis musuh dalam perjuangan hidup atau mati, tetapi juga personil teknis yang duduk di depan komputer untuk melakukan operasi ‘khusus’. Mereka berada di garis depan dalam peperangan elektronik dan perlawanan terhadap sistem C4I (command, control, communications, computers, and intelligence) serta di garis depan dalam konflik teknologi informasi. Elaborasi yang sangat cantik, kepiawaian tata kelola informasi dan media, dilengkapi sejumlah kemahiran pasukan siber yang teruji dan terlatih. Semua dipersembahkan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dan negara.

Lebih baru Lebih lama