PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN TERUS DIGALAKKAN

Penertiban penggunaan masker dan protokol kesehatan pencegahan Covid 19 digalakkan di Kabupaten Boyolali termasuk di Kecamatan Simo. Petugas gabungan TNI Polri, Satpol PP dan Forkopimcam turut dalam kegiatan pendisiplinan warga dalam mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid 19.

BOYOLALI - Anggota Koramil 12/ Simo Kodim 0724/Boyolali bersama Polsek Simo dan petugas gabungan lainnya menggelar penertiban pemakaian masker kepada warga di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, Sabtu (31/10).

Operasi penertiban masker ditujukan kepada pengendara maupun warga desa yang tidak mengenakan masker. Dibantu personil Polsek Simo dan petugas penanganan Covid 19 Kecamatan Simo penertiban dimulai di depan Balai Desa Blagung.

Dalam kesempatan tersebut Babinsa Blagung Serda Supardi menyampaikan, tujuan dari giat tersebut, adalah dalam rangka menyadarkan masyarakat untuk ikut berperan serta mengendalikan dan menurunkan tingkat penyebaran covid-19, dan upaya memutus rantai penyebaran virus corona agar tingkat penyebaran virus tidak semakin meluas.

“Penertiban ini semata-mata demi meningkatkan kedisipilinan warga untuk mematuhi protokol kesehatan guna mengendalikan tingkat penyebaran covid 19 di Kecamatan Simo.” ucap Serda Supardi. ***

[CEK FAKTA] KOPASSUS TURUN GUNUNG BELA GATOT NURMANTYO? INI FAKTANYA

Beredar video dengan narasi yang menyebutkan pasukan elite TNI Angkatan Darat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) turun tangan membela mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang ditolak saat hendak berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Video ini beredar di media sosial facebook.

Akun Facebook atas nama Latifah Lina membagikan ulang video ini dari akun facebook atas nama Ahmad Bakti pada 1 Oktober 2020 yang. Dalam unggahannya terdapat narasi sebagai berikut.

"Tak terima mantan pimpinannya (Gatot Nurmantyo) diteriaki Anj*ng oleh Kusnan dr Kader PDIP .. Kopasus mulai turun gunung.

GAWAT..GAWAT..GAWAT..!!!"

Penelusuran:

Dari hasil penelusuran tim cek fakta medcom.id, klaim Kopassus turun gunung bela Gatot Nurmantyo adalah salah. Faktanya, video tersebut adalah perdebatan antara Komandan Kodim Jakarta Selatan dengan sejumlah purnawirawan TNI yang hendak berziarah ke makam pahlawan revolusi di TMP Kalibata.

Dilansir dari Merdeka.com, dalam video yang viral di media sosial terjadi perdebatan antara Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan purnawirawan TNI dengan Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana.

Perdebatan terjadi ketika rombongan dari para peserta tabur bunga ini ingin masuk ke area TMP Kalibata. Mereka ingin melakukan penyekaran terhadap sejumlah makam pahlawan.

Menanggapi hal tersebut, Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana membantah jika dirinya sempat berdebat dengan Gatot. Saat itu, ia hanya mengingatkan terhadap para rombongan agar tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ada.

"Sebenarnya bukan berdebat, saya cuma mengingatkan untuk protokol kesehatan selama PSBB di Jakarta, terutama pembatasan jumlah orang untuk melaksanakan kegiatan ziarah dan beliau menerima penjelasan saya," kata Ucu Yustiana dilansir Merdeka.com.

Dilansir dari RRI.co.id, akhirnya rombongan purnawirawan diperbolehkan masuk TMP Kalibata walaupun hanya 30 orang sebagai perwakilan. 

"Ini di makam pahlawan ya, anda punya Sapta Marga sumpah prajurit, anda bertanggungjawab kepada Tuhan YME bahwa kami purnawirawan akan menghormati para pahlawan yang jadi korban G30 S PKI," ujar Gatot dalam video tersebut.

Dandim menegaskan, dia hanya melaksanakan tugas dan tidak bermaksud melarang Gatot dan para purnawirawan untuk nyekar ke makam pahlawan. 

"Kami hanya menjalankan tugas agar sesuai dengan protokol kesehatan," jawab Kolonel Ucu.

Kesimpulan:

Klaim Kopassus turun gunung bela Gatot Nurmantyo adalah salah. Faktanya, video tersebut adalah perdebatan antara Komandan Kodim Jakarta Selatan dengan sejumlah purnawirawan TNI yang hendak berziarah ke makam pahlawan revolusi di TMP Kalibata.

Informasi ini jenis hoaks False context (konteks keliru).  False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Referensi:

https://rri.co.id/nasional/peristiwa/906169/sebelum-ricuh-gatot-dan-dandim-jaksel-sempat-berdebat

https://www.merdeka.com/peristiwa/penjelasan-dandim-jaksel-yang-disebut-berdebat-dengan-gatot-nurmantyo-di-tmp-kalibata.html

https://archive.vn/VhXiO

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016 follow instagram @cekfaktamedcom

Lebih baru Lebih lama