INILAH DAMPAK DARI PANGDAM JAYA DAN KAPOLDA METRO JAYA BERSINERGI

Sangat tepat Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya saling sinergi untuk menumpas penyakit radikalisme. Kali ini Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya, menunjukkan taringnya dan marwah aparat kembali pada porsinya.

JAKARTA  - Tanpa tanggung-tanggung 6 didor tanpa ragu, karena kelompok pendukung MRS melawan hukum dan menyerang aparat dan ada bukti membawa senjata.

Banyak pihak yang dibikin gemas sejak kedatangan MRS di Bandara Internasional Soekarno - Hatta menimbulkan kerusakan fasilitas Bandara, masih berlanjut di Petamburan dan Mega mendung menimbulkan kerumunan, dan aksi yang menolak tak mau dites swab secara resmi  bahkan mencaci maki petugas dan mengintimidasi awak media waktu hanya mengantarkan surat panggilan Kepolisian. Seakan MRS penguasa negara di dalam negara Indonesia.

Setelah kemarin berusaha "pansos" (panjat sosial) dengan mengajak dialog, tapi tak mau patuh menghormati hukum, tentu saja aparat harus bertindak tegas. Memang kinerja Polisi yang profesional selalu punya cara dan  strategi. Untuk meminta MRS menyerahkan diri dengan baik-baik itu jelas suatu yang mustahil.

Yang menarik, kotak pandora apa yang bisa dikorek terbuka MRS nanti setelah kepolisian berhasil menjemput paksa si biang kegaduhan dan kerusuhan tersebut. Makanya ada pihak yang terus mengamankan MRS dari tempat ke tempat lain. ***




[SALAH] OBRAL MURAH BATU BARA RI KE CHINA HANYA Rp103.000/TON

Sebuah akun Facebook bernama Agus Kholid mengunggah narasi disertai foto yang menyebutkan bahwa Indonesia mengobral batu bara dengan harga murah kepada China, yakni sekitar Rp103.000/ton kepada China.

Setelah ditelusuri, ternyata perhitungan tersebut salah. Rp103.000 yang ditulis dalam narasi tersebut merupakan hasil dari Rp20,6 Triliyun dibagi 200 juta ton, itu lah yang dikatakan sebagai harga dari batu bara. Padahal, Rp20,6 Triliyun itu merupakan nilai kontrak antara Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution (CCTDA).

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan. “Nilai kesepakatan antara perusahaan-perusahaan yang hadir pada saat penandatanganan kerjasama adalah senilai USD1,46 miliar (Rp20,6 Triliyun)”.

Lalu mengenai 200 juta ton itu adalah total target yang diharapkan dapat tercapai dari kerja sama APBI dan CCTDA pada 2021 mendatang. Jadi Rp20,6 Triliyun itu bukan harga untuk 200 juta ton. Itu merupakan dua hal yang berbeda.

“Kami berharap bisa ekspor menuju 200 juta ton ke China pada 2021. Jadi, nilai yang disepakati kemarin sebenarnya belum riil dan berpotensi jauh lebih besar lagi. Ini baru awal, nanti ditindaklanjuti lagi secara B to B (Business to Business),” tutur Hendra.

Ada pun mengenai harga batubara per ton nya, sempat mencapai US$70/ton atau setara dengan Rp991.000 (dengan kurs Rp14.158) pada bulan November lalu.

Sehingga, klaim mengenai harga batubara yang diobral Rp103.000/ton merupakan hoaks dengan kategori konten yang salah.

Selengkapnya dapat dilihat melalui link

https://kalimasada.turnbackhoax.id/focus/5715

Lebih baru Lebih lama