𝐂𝐢𝐥𝐚𝐜𝐚𝐩, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬𝐜𝐨𝐦 - Hati nurani menjadi modal utama seorang pewarta di Kabupaten Cilacap, Marjuki Wiyono, untuk merenovasi akses jalan desa menuju masjid. Di tengah pengabaian yang berlangsung lebih dari dua dekade, ia berhasil memprakarsai pengecoran jalan desa sepanjang kurang lebih 150 meter di lingkungan RT.05, RW.03, Gerumbul Petenangan, Desa Bantarsari, kecamatan Bantarsari,kabupaten cilacap secara mandiri melalui donasi.
Jalan sepanjang 150 meter ini adalah akses sehari-hari masyarakat menuju masjid, khususnya yang berada di Gerumbul Petenangan. Namun, kondisinya telah memprihatinkan dan mengganggu kenyamanan.
Menurut Marjuki Wiyono, jalan tersebut terakhir tersentuh perbaikan (berupa paving block dari anggaran aspirasi dewan) pada tahun 2002. Setelah itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Bantarsari seolah luput melihat kerusakan.
"Jalan desa ini sejak tahun 2002 sampai saat saya bangun ini, belum tersentuh oleh Pemdes. Kondisi jalan ini sudah memprihatinkan, apalagi sebentar lagi bulan puasa. Akses ini sangat vital bagi masyarakat menuju mesjid," ungkap Marjuki.
Gerakan Hati Sang Pewarta: Menggalang Dana dari Nol
Sebagai warga yang peduli, Marjuki Wiyono tak menunggu uluran tangan pemerintah. Ia berinisiatif menggalang dana swadaya. Ia menyentuh hati rekan-rekan kontraktor, media, dan para "hamba Allah yang dermawan" lainnya, yang merespons dengan keikhlasan.
Bantuan yang terkumpul sangat beragam dan tulus:
Material: Sumbangan berupa pasir, koral, dan semen.
Finansial: Bantuan dalam bentuk uang tunai (financial).
Dukungan: Kontribusi pemikiran, support, hingga tenaga.
Proyek pengecoran rabat beton 150 meter ini telah berjalan sekitar dua minggu, murni digerakkan oleh semangat gotong royong dan donasi.
Lima orang tenaga kerja setiap hari.
Upah Harian: Rp. 100.000 per orang.
Marjuki memastikan pekerja mendapatkan fasilitas layak seperti rokok, kopi, dan makan siang Nasi Padang Rp. 10.000 an.
Di balik keberhasilan ini, Marjuki Wiyono menyisakan nada keprihatinan. Ia menyayangkan kurangnya perhatian dari pihak berwenang setempat.
"Sejak dimulai pengerjaan jalan ini sampai saat ini belum pernah dikunjungi oleh Pak RT dan Pak Kadus, umumnya Pemdes Bantarsari," keluhnya.
Meski demikian, Marjuki Wiyono menegaskan bahwa tujuan utama adalah kenyamanan masyarakatnya.
"Jalan ini saya cor rabat beton sepanjang kurang lebih 150 meter tujuannya agar masyarakat di lingkungan saya ini nyaman," tambahnya.
Marjuki Wiyono menutup pernyataannya dengan rasa syukur mendalam kepada semua donatur.
"Saya Marjuki Wiyono mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan hamba Allah yang telah membantu dalam bentuk financial, dan pemikiran, support, atau tenaga. Semoga ini menjadi amal jariyah," tutupnya.
Aksi Nyata Anda Diperlukan! Proyek mulia ini adalah bukti bahwa semangat kemanusiaan mampu 'mencor' harapan di atas pengabaian. Bantuan dan donasi Anda masih sangat dibutuhkan untuk menuntaskan jalan ini agar warga Bantarsari dapat beribadah dengan nyaman.
(Tim/Red)
