SSB Satria akan Dirikan Akademi Sepakbola

Purwokerto - Setelah perhelatan gocek total liga selesai, Sekolah Sepak Bola [SSB] Satria akan mendirikan akademi sepak bola untuk kelompok umur 13 sampai 18 dan pusat pelatihan [Puslat] untuk umur 12 tahun kebawah.

Keinginan untuk mendirikan akademi sepak bola dan puslat tersebut adalah dampak dari diputarnya gocek total liga yang kedepannya bisa membantu dan bersinergi dengan Askab PSSI Banyumas dan Persibas dalam mencari pemain.




Ketua Paguyuban SSB Satria yang juga Ketua Umum SSB IM Purwokerto, Kuat Santoso mengungkapkan, pendirian akademi sepak bola dan puslat tersebut telah disepakati oleh 60 anggotanya.

Bahkan ada sejumlah paguyuban SSB di luar Banyumas seperti di Pemalang, Tegal, Brebes, Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Kebumen dan Purworejo ingin bergabung dan mendukung pendirian akademi dan puslat itu.

Intinya dengan adanya akademi sepak bola dan puslat tersebut, lanjutnya, Askab PSSI Banyumas dan Persibas tidak perlu lagi berorientasi mencari pemain dari luar.

’’Jadi nantinya maju ke depan harapan kami, Askab sama Persiba tidak perlu mencari pemain dari luar, kita akan mencoba buat stok pemain yang memang betul-betul bisa bersaing dengan daerah lain itu nanti lewat puslat sama lewat akademi’’, katanya seperti dilansir RRI Purwokerto, Sabtu (26/1/2019)

Ketika ditanya apakah pendirian akademi sepak bola dan puslat sudah pasti, Kuat Santoso mengatakan paguyuban telah siap mewujudkannya.

Akademi dan puslat itupun, lanjutnya, berbentuk usaha dengan iuran masing-masing anggota agar kedepannya anak-anak didik tidak dibebankan biaya apapun.

’’Intinya kami dari paguyuban sudah siap, nanti supaya akademi ini milik paguyuban nanti saya akan mengumpulkan sepuluh sampai duapuluh orang, kita buat saham, iuran saham berapa katakanlah dua puluh jutaan atau berapa dan saham itu kita kelola, kita kembangkan menjadi bentuk usaha PT atau CV dan sebagainya, supaya pemain itu betul-betul dijamin tidak bayar, sementara akademi yang kita lihat sekarang kan ada yang bayar enam juta, ada yang bayar satu setengah juta, itu kan merepotkan anak’’, ungkap Kuat Santoso.

Sumber:


Lebih baru Lebih lama