Wartawan adalah orang bebas. Wartawan bebas menulis apa yang ia lihat dan ia dengar berdasarkan hati nurani, kode etik dan UU Pers.
PURBALINGGA -
Di sela kegiatannya yang padat pada hari Kamis 30 Juli 2020 kemarin, pimpinan Redaksi Media Realita News (MRN) menyampaikan arahannya kepada team wartawan yang dipimpinnya.
"Wartawan itu paginya ia ngobrol dengan abang becak, tukang ojek, siangnya bisa bersama para pejabat. Sorenya ia bisa bincang- bincang dengan pemuka agama, dan malamnya ia juga bisa di kafe, diskotek, bar ataupun di tempat pengajian," katanya.
"Setiap hari ia menyapa publik dengan informasi untuk memenuhi kewajibannya terhadap publik. Wartawan memberikan informasi berdasarkan keadaan yang dilihatnya dengan melalui check and re-check," lanjutnya.
"Sungguh profesi yang sangat agung, dimana seorang wartawan berperan besar dalam seluruh aspek kehidupan. Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia dikumandangkan ke seantero dunia oleh seorang wartawan. Rasulullah SAW pun tidak lepas dari bantuan kegigihan para sahabat nabi dalam mencatatkan wahyu dari Illahi yang turun kepadanya yaitu berupa Al-Quran dan Hadits," demikian diungkapkan Ardhi Solehudin.
Begitu pentingnya peran wartawan dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara tidak diragukan lagi. Oleh karena itu menurutnya wartawan tak perlu dibungkam, wartawan itu hanya butuh dibina dan diawasi dengan profesional dengan menjadikan UU Pers sebagai alat mengontrol dan mengawasi kebebasan pers di negeri tercinta ini. (*)
***
MEDIA REALITA NEWS
***
CEK FAKTA: TIDAK BENAR ADA KAMPUS PEMUJAAAN SETAN DI BANDUNG
Dalam sepekan terakhir, Bandung dihebohkan dengan adanya pemujaan setan yang dilakukan di salah satu universitas swasta yang ada di Kota Kembang. Kabar ini heboh di media sosial Twitter.
Salah satu yang mengabarkan adanya pemujaan setan di Bandung adalah akun @infoD6. Akun tersebut juga memajang foto yang memperlihatkan seperti adanya aktivitas pemujaan setan.
Akun tersebut juga memberikan keterangan foto. Berikut narasinya:
"Viral diBandung, di Kampus Ini disebut Ada Sekte Pemuja Setan."
Beberapa akun Twitter lainnya menyebut universitas yang melakukan pemujaan setan adalah Institut Teknologi Bandung. Benarkah ada hal seperti itu?
Penelusuran
Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran tersebut. Pertama, tim mencarinya dengan memeriksa akun media sosial dari Institut Teknologi Bandung. Tim pun mendapat akun Instagram kampus tersebut, yakni @itenas.official.
Akun tersebut memberikan klarifikasi atas hal yang ramai dibicarakan di Twitter. Mereka membantah adanya pemujaan setan di kampus mereka.
"Klarifikasi Itenas atas isu hoax yang beredar. Surat klarifikasi ini secara resmi menegaskan bahwa berita yang beredar di media sosial tidaklah benar," bunyi keterangan Institut Teknologi Bandung di foto yang mereka unggah.
"Sehubungan dengan beredarnya berita/informasi/video/postingan di media sosial Instagram, Twitter dan Youtube "Kampus Pemujaan Setan di Bandung" dengan hastag # Bandung # PemujaanSetan # Kampus, kami menilai adanya penggiringan opini/persepsi bahwa kegiatan pemujaan setan yang dimaksud terjadi di kampus kami, Institut Teknologi Nasional Bandung. Hal ini terlihat dari pernyataan "di kampus It*n*s" yang terletak di Jl. PHH Mustapa Bandung.---Berantas hoax dengan bijak menggunakan bersosial media," begitu bunyi klarifikasi dari Institut Teknologi Bandung.
Tim Cek Fakta Liputan6.com juga mendapatkan artikel yang ditulis detik.com pada 25 Juli 2020 dengan judul: 'Soal 'Sekte Pemuja Setan', Begini Penjelasan Lengkap Itenas Bandung'. Dalam artikel tersebut, pihat Itenas membantah adanya aktivitas pemujaan setan di kampus mereka.
"Beberapa foto yang disampaikan merupakan kegiatan mahasiswa kami, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan 'Ritual Pemujaan Setan' atau 'Sekte Pemujaan Setan," kata Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Itenas Yulianti Pratama.
"Kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan Jumat Seram (Jumat Senang Ramai-ramai) yang diadakan oleh mahasiswa kami pada bulan November 2019," tambahnya.
Kesimpulan
Informasi yang menyebut adanya pemujaan setan di kampus swasta di Bandung, yakni Itenas adalah salah. Faktanya, kegiatan mahasiswa itu adalah Jumat Seram atau Jumat Senang Ramai-Ramai yang dilakukan pada November 2019. (*)
Sumber: