𝐒𝐞𝐧𝐠𝐤𝐞𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐛𝐨𝐧𝐝𝐚𝐥𝐞𝐦: 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐌𝐢𝐥𝐢𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐡𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐩𝐚𝐭𝐢

 

𝐎𝐥𝐞𝐡: 𝐊𝐑𝐓. 𝐀𝐫𝐝𝐡𝐢 𝐒𝐨𝐥𝐞𝐡𝐮𝐝𝐢𝐧,𝐖

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐠𝐫𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤. 


JAWA TENGAH – 16 Agustus 2025 Sebagai pengamat integritas publik dan jurnalis yang mengikuti kasus ini dari dekat, saya menyaksikan ironi yang teramat dalam pada sengketa lahan Kebondalem. Aset ratusan miliar yang seharusnya menjadi hak rakyat, kini menjadi bukti nyata bagaimana hukum dapat dibelokkan, dan integritas diuji.


Kita semua berutang budi kepada Advokat Ananto Widagdo, S.H., S.Pd., seorang pejuang keadilan tanpa pamrih yang telah mengembalikan aset ini ke tangan negara. Namun, apresiasi ini seolah tertelan oleh kejanggalan yang muncul setelahnya.

Penyerahan aset secara seremonial pada 4 Maret 2025 di Kejaksaan Negeri Purwokerto, bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari sandiwara hukum yang menyesakkan. Sebagai seorang jurnalis, saya melihat ada yang tidak transparan. Sebagai pegiat anti-korupsi, saya melihat ada indikasi kuat sebuah permainan besar yang sedang terjadi.

Mengapa Kejati tidak menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan? 

Mengapa tidak ada penetapan tersangka? Dan yang paling mendasar, mengapa tidak ada berita acara penyitaan yang sah? Prosedur hukum yang baku dan wajib justru diabaikan. Keheningan ini bukan sekadar kelalaian, melainkan potensi persekongkolan yang merugikan rakyat.


Dan kini, bupati Banyumas. Lima bulan berlalu, dan beliau hanya berdiam diri. Sebagai pemimpin daerah dan penerima amanah, ketidakjelasan ini adalah bentuk pengabaian yang tak termaafkan. Aset ini adalah milik rakyat, bukan milik pribadi Pemkab yang bisa didiamkan begitu saja.


Ketegasan bupati seharusnya menjadi ujung tombak dalam menjaga integritas publik dan mengamankan aset negara. Namun, yang terjadi adalah sikap pasif yang mencurigakan. Ini bukan lagi soal sengketa lahan, tapi tentang siapa yang berani berdiri tegak demi keadilan dan melawan korupsi. Rakyat Banyumas menuntut jawaban dan tindakan nyata, bukan keheningan yang membiarkan kejanggalan terus berlanjut. (***).

Lebih baru Lebih lama