Menyusul warga Tuban jadi miliarder, kini warga desa di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang juga jadi miliarder


SUBANG - Warga desa di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang di Provinsi Jawa Barat memiliki cerita yang hampir sama seperti warga desa yang mendadak jadi miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.


Warga di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan mendapatkan 'durian runtuh' dari pembebasan lahan. Seperti dilansir oleh Kompas warga memborong ratusan kendaraan usai memperoleh ganti untung hingga miliaran rupiah.


Demikian juga warga di tiga desa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,  mendadak menjadi jutawan dan miliader seusai lahan miliknya dibebaskan untuk pembangunan proyek Petrochemical Complex Jabar, dan uang pembayarannya dicairkan.


Seperti dilansir Sindonews mereka menerima uang pelepasan lahan senilai ratusan juta rupiah hingga Rp3 miliar.


Layaknya di Indramayu dan Kuningan, warga di Desa Sadawarna, Subang, Jawa Barat, para warganya juga mendadak menjadi kaya raya. Ratusan warga Desa Sadawarna Kabupaten Subang yang mendadak jadi jutawan, karena mendapat ganti rugi pembebasan lahan untuk Bendungan Sadawarna, Minggu (26/4/2021).


Para penduduk desa miliarder di Subang ini memborong sepeda motor. Bahkan ada satu warga yang memborong dua sepeda motor.

Seperti dilansir oleh Tribunjabar Camat Cibogo Sri Novia mengatakan, di termin keempat saat ini ada 227 warga Desa Sadawarna yang menerima pembayaran ganti untung atas lahan maupun bangunan karena pembangunan Bendugan Sadawarna yang merupakan salah satu proyek nasional di Kabupaten Subang Jawa Barat.


"Sekarang ini tahap atau termin keempat ada kurang lebih 227 warga yang memiliki secara total 274 bidang yang sudah dibayarkan pembebasannya,” ujar Sri ketila diwawancara awak media usai pembagian pencairan pembayaran lahan milik warga di Desa Sadawarna Kabupaten Subang, Senin (26/4/2021).


Sebelumnya Sri juga mengatakan proses pencairan sendiri dilakukan dengan proses penghitungan yang cukup rumit dan memakan waktu,


"Pengukuran lahan dan bangunan dikerjakan oleh tim apraisal pembangunan Bendungan Sadawarna tersebut. Nanti dibayar sesuai penghitungan dan dicocokkan dengan data," ujar Sri.


Salah satu warga Sadawarna Asep Permana (50) yang telah mendapat pencairan atas lahannya tersebut mengatakan, iia langsung membeli dua sepeda motor baru untuk ia dan anaknya.


"Saya beli motor baru, anak pengen motor saya juga lihat tetangga yang baru saja beli motor baru," kata Asep.


Terlihat beberapa warga memang antusias menjajal motor-motor yang baru mereka beli dari hasil uang pencairan ganti rugi lahan mereka tersebut.


Menurut Sri, pihaknya mengimbau agar warga jangan menghabiskan uang pencairan ganti rugi lahannya untuk berfoya-foya atau berbelanja kebutuhan yang bersifat konsumtif.


”Saya terus mengingatkan jika yang kena ganti rugi sawah beli sawah lagi, kalo rumah ya beli rumah lagi, jangan sampai uang ganti untung tersebut malah habis sia-sia, intinya warga harus punya aset dari hasil ganti rugi aset.” ucapnya.***

Lebih baru Lebih lama