Cek tempat isolasi Kudus, Ganjar dicurhati menu makanan

KUDUS - Suasana posko COVID-19 jadi ger-geran saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdialog dengan penderita COVID-19 yang menjalani isolasi di Rusunawa Bakalan, Krapyak, Kudus, Minggu (13/6). Ganjar dilapori soal menu makanan yang kurang variatif.

Pagi-pagi, Ganjar mengejutkan puluhan pasien COVID-19 yang sedang berjemur di halaman depan Rusunawa. Ganjar langsung bertanya kabar dan kondisi mereka.

“Yang penciumannya hilang siapa? Nek ada orang ngentut bisa mencium ndak?,” seloroh Ganjar mengundang tawa para pasien.

Ganjar kemudian mendapat keluhan terkait fasilitas yang ada di tempat isolasi tersebut. Para pasien mengeluhkan kurangnya hiburan seperti TV yang tidak ada.

“Nggak ada TV, mau nonton Andin,” ujar salah seorang pasien memecah suasana.

Suasana makin ger-geran kala Ganjar melemparkan permintaan agar para pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi juga menjadi agen untuk kampanye protokol kesehatan. Saat itu, salah seorang pasien mengaku sudah berkirim pesan ke tetangganya.

“Sudah pak. Saya WA (Whatsapp) ke tetangga supaya jaga kesehatan jaga prokes,” ujar ibu bernama Puji Astuti itu menyahut permintaan Ganjar.

Ganjar lantas meminta Puji untuk menjelaskan pesan penting apa yang disampaikannya. Salah satu pesan yang disampaikan Puji adalah tidak mengucilkan yang positif. Puji pun mendapat acungan jempol dari Ganjar.

“Bagus banget pesannya, dah nih kasih hadiah ben tambah semangat. Saya nderek titip ya, bapak ibu karena kayaknya penularannya cepet banget. Jangan pernah melepas masker. Jenengan nanti komunikasi sama keluarga, tonggone kabeh, maskere dipake, jangan pernah dilepas. Oke?,” tutur Ganjar disambut kompak oleh para pasien COVID-19.

Usai menyapa para pasien, Ganjar langsung mengecek fasilitas di Posko COVID-19 yang juga tempat isolasi terpusat di Kudus itu. Dari informasi, Ganjar mengetahui bahwa tempat isolasi tersebut kapasitasnya masih cukup untuk menampung banyak pasien.

“Wah kalau gitu kalau ada (pasien COVID-19), dorong ke sini aja. Daripada nanti ke Donohudan jadi bermasalah. Komplain coba kita layani. Nanti kita bantu fasilitas. Mereka harus nyaman di sini,” tegasnya kepada Bupati Kudus, Hartopo serta jajaran pejabat Pemkab Kudus yang turut mendampingi.

Apalagi, lanjut Ganjar, baru-baru ini muncul protes dari pasien COVID-19 di Kudus yang dibawa ke tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan. Ganjar menyadari, psikologi tiap orang berbeda maka penanganan pun harus menyesuaikan.

“Nek ora kulino lungo, senenge di Kudus. Kalau yang senenge lungo, dibawa ke mana aja mau. Maka dorong ke sini aja,” tegasnya.

Ganjar kemudian menyampaikan keinginan para pasien soal menu makanan yang lebih variatif. Jika perlu, kata Ganjar, petugas di Posko bisa berkomunikasi dengan pasien terkait menunya.

“Mereka bukan objek, ini seperti tamu hotel. Wong loro kan perlu dimanja to? Kalau perlu sedikit-sedikit dicek pengine maem opo wae?,” ujar Ganjar.

Ganjar juga menitip pesan agar seluruh petugas tetap berhati-hati. Terutama saat berkontak erat dengan para pasien. Apalagi, varian baru COVID-19 dari India terdeteksi di Kudus.***
Lebih baru Lebih lama