𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝟖𝟎 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐊𝐞𝐦𝐞𝐫𝐝𝐞𝐤𝐚𝐚𝐧 𝐑𝐈: 𝐒𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐉𝐮𝐫𝐧𝐚𝐥𝐢𝐬 𝐉𝐚𝐰𝐚 𝐓𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐓𝐮𝐧𝐭𝐮𝐭 𝐊𝐞𝐬𝐞𝐣𝐚𝐡𝐭𝐞𝐫𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫𝐢 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢

 


𝐉𝐀𝐖𝐀 𝐓𝐄𝐍𝐆𝐀𝐇, – Di tengah peringatan 80 tahun kemerdekaan, sorak sorai perayaan terasa hambar bagi sebagian besar jurnalis di Tanah Air. Di balik peran mereka sebagai pilar keempat demokrasi, profesi ini masih terbelenggu oleh ancaman intimidasi dan minimnya kesejahteraan, sebuah ironi yang kontras dengan semangat kemerdekaan.


KRT. Ardhi Solehudin, W., Pimpinan Umum Media Online Realitanews.com sekaligus penerima Mandat Persatuan pewarta warga indonesia (PPWI) Jawa Tengah, dengan tegas menyampaikan kegelisahan ini. “Kami, para jurnalis pewarta adalah mata dan telinga rakyat. Kami mengawal roda pemerintahan, memastikan setiap kebijakan berpihak pada publik. Tapi, apa yang kami dapat? Kesejahteraan yang dijanjikan tidak pernah datang, yang ada justru intimidasi yang membelenggu,” ungkapnya.


Menurut Ardhi, tanpa pers yang bebas dan sejahtera, negara tidak akan pernah maju sepenuhnya. Publikasi yang berani dan transparan adalah nafas dari sebuah demokrasi. Oleh karena itu, ia secara khusus berharap Presiden Prabowo Subianto dapat mengambil tindakan nyata.


“Sudah saatnya Bapak Presiden melihat kami, jurnalis, bukan sekadar pelengkap, melainkan aset bangsa. Jamin kesejahteraan kami dan lindungi kami dari segala bentuk intimidasi. Hanya dengan begitu, kami bisa benar-benar merdeka dalam menjalankan tugas. Tanpa pers yang kuat, kemerdekaan ini hanyalah sebatas seremonial tanpa makna,” tegasnya.


Berita ini merupakan seruan keras bagi pemerintah, terutama Presiden, untuk segera bertindak. Menjamin kemerdekaan pers berarti menjamin kemerdekaan berpikir, kebebasan berekspresi, dan pada akhirnya, memastikan negara ini terus berjalan di jalur yang benar.(Red/Juki*)

Lebih baru Lebih lama