𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂 : 𝑭𝒓𝒂𝒏𝒔𝒊𝒔𝒌𝒖𝒔 𝒆𝒇𝒍𝒂𝒏
𝐁𝐚𝐧𝐲𝐮𝐦𝐚𝐬, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬.𝐜𝐨𝐦 -- Pernyataan Menteri Keuangan mengenai guru dan dosen yang bernuansa menempatkan profesi pendidik sebagai beban anggaran patut dikritisi secara serius. Sebagai mahasiswa yang merasakan langsung bimbingan dosen di perguruan tinggi, saya menilai pandangan tersebut terlalu sempit jika hanya dilihat dari sisi fiskal. Guru dan dosen bukanlah pos pengeluaran, melainkan investasi strategis bagi keberlangsungan bangsa.
Tidak bisa dipungkiri, anggaran pendidikan memang besar, tetapi menganggapnya sebagai beban justru menunjukkan kurangnya apresiasi terhadap peran tenaga pendidik. Kita perlu ingat, kualitas pendidikan di Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas guru dan dosen. Bagaimana mungkin kita berharap lahir generasi emas 2045 jika mereka yang menjadi ujung tombak pendidikan justru dipandang sekadar sebagai angka di neraca keuangan?
Kritik ini bukan berarti menafikan tanggung jawab negara dalam mengelola keuangan secara hati-hati. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah cara pandang pemerintah dalam menempatkan pendidikan. Jika pendidikan dianggap biaya, maka ia akan selalu dipangkas. Tetapi jika pendidikan dipandang sebagai investasi, maka ia akan terus diperkuat. Inilah yang semestinya menjadi perspektif seorang pejabat negara, terlebih seorang Menteri Keuangan.
Sebagai mahasiswa, saya berharap pemerintah dapat lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan publik, khususnya terkait profesi guru dan dosen yang sangat berjasa dalam perjalanan hidup bangsa ini. Kritik dan evaluasi terhadap sistem pendidikan sah-sah saja, tetapi jangan sampai merendahkan martabat mereka. Justru yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen nyata untuk memperbaiki kualitas, meningkatkan kesejahteraan, dan memastikan profesi pendidik dihormati sebagaimana mestinya.
Indonesia hanya akan maju jika menghargai para pendidiknya. Guru dan dosen bukanlah beban mereka adalah pilar penopang masa depan bangsa.(*).