Surat Pemberhentian ditandatangani 16 Juni 2020, sedangkan kejadian OTT tertanggal 19 Juni 2020.
PEMALANG - Wakil Ketua Umum V Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Ardhi Solehudin, mewakili Ketua Umum AWPI Ir.Nahdiyanto berkunjung ke Polres Pemalang menyampaikan surat terkait empat oknum wartawan yang salah satu diantaranya BS mengaku sebagai anggota/pengurus AWPI dalam kasus pemerasan terhadap Kades Bodeh. Selasa 23/06/2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum AWPI, Ardhi Solehudin pada saat mengadakan kunjungan ke Polres.
Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kasubag Humas Polres Pemalang Iptu Nurkhasan beserta beberapa anggota humas dan awak media yang kebetulan sudah ada di ruangan humas.
Kunjungan ini bertujuan menyampaikan bahwa dari empat oknum yang mengaku sebagai pengurus/anggota AWPI itu tidak benar, kata Ardhi panggilan akrabnya sambil menunjukkan surat pemberhentian BS dan pengurusannya dari organisasi AWPI. Surat Pemberhentian ditandatangani pada 16 Juni 2020, sedangkan kejadian OTT tertanggal 19 Juni 2020.
Pemberhentian BS disebabkan dalam pengurusannya telah mendukung dan membuat AWPI tandingan dengan mengikuti konggres AWPI tandingan di Lampung tahun lalu.
"SK pemberhentian DPC AWPI Pemalang ini tidak ada kaitannya dengan kejadian dan peristiwa OTT, lebih parahnya lagi pak BS dan pak AJSS telah mendirikan AWPI versi Lampung yang diketuai Sdr Hengky, maka saya selaku wakil ketua umum beraksi serta wajib untuk menyelamatkan dan menjaga nama baik serta Marwah AWPI yang dipimpin oleh Ir Nahdiyanto sekaligus pendirinya, ujarnya.
Hal ini juga disampaikan oleh salah satu awak media wawasan yang pada waktu itu kebetulan ada di ruangan Humas Polres Pemalang, seyogyanya dari pihak AWPI melayangkan surat tembusan secara resmi ke Polres atau instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang, terangnya.
Lebih lanjut dalam kunjungan ini setelah bukti surat pemberhentian diterima oleh Humas Polres Pemalang, pihak AWPI juga akan melayangkan surat pemberitahuan secara resmi ke Polres atau pemerintah Kabupaten Pemalang, agar nama baik AWPI tidak tercoreng oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, imbuhnya.
Di sisi lain Ardhi sebagai wakil Ketua Umum AWPI, sekaligus pimpred Media Realita News disambut hangat oleh Kasubag Humas Polres Pemalang atas kedatangannya dan dalam suasana penuh keakrabannya, kerjasama dan sinergitas antara Polri dengan pihak media perlu dipelihara dan di tingkatkan mulai saat ini dan di masa yang akan datang (Team Liputan).
WARGANET KECAM AKSI 246 DI TENGAH PANDEMITagar #RadikalHTIFPItunggangiPandemi Trending Topic
JAKARTA - Ratusan massa dari sejumlah ormas Islam menggelar aksi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta. Rabu 24 Juni 2020. Aksi dilakukan ormas yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis antara lain FPI, PA 212 dan GNPF. Massa berkerumun tidak mematuhi protokol keamanan Covid-19, banyak peserta tidak memakai masker, tidak menjaga jarak fisik untuk pencegahan virus corona.
Aksi tersebut mendapat kecaman dari warganet, pasalnya saatnya ini Indonesia, khususnya DKI Jakarta belum terbebas dari penyabaran virus Corona.
Warganet menilai bahwa aksi ini ditunggangi oleh FPI dan HTI. Warganet ramaikan media sosial dengan tagar #RadikalHTIFPItunggangiPandemi hingga trending.
“Demo ini hanya kedok, #RadikalHTIFPItunggangiPandemi yang jelas mereka anti PANCASILA. Mereka sedang mimikri, berkamuflase mengalihkan isu agar orang-orang awam menangkap bahwa para penganut Khilafah itu juga dukung PANCASILA, ya begitu cara mereka mencari simpati. Padahal mereka ini lebih bahaya dari PKI”, ujar akun @HusinShihab
“Sudah sangat Jelas Visi Misi FPI adalah menegakan syariat Islam secara Kaffah di bawah naungan Khilafah Islamiyah Lalu hari ini. FPI & Ormas Terlarang HTI mau demo bela Pancasila? Kalau mau bertopeng bela Pancasila mbok ya Jejak digitalnya dbersihin dlu”, @AirinAirin_NZ menambahkan
Akun @ChusnuIChotimah berkomentar, sangat lucu sekali kelompok yang selama ini teriak-teriak khilafah, malah ingin selamatkan Pancasila
“Kelompok yg ingin khilafah tegak bikin gerakan selamatkan Pancasila itu seperti seseorang yg ingin Prabowo jd presiden bikin gerakan selamatkan Jokowi. Ada2 aja kalian drun, drun. Ga lihat apa negara sedang pandemi”, ujarnya
“Ngekak sohard , gak ada hujan gak ada angin mendadak cinta pancasila , jangan banyak bacood isu komunas kominis hanya basa basi klean doang tujuan utamanya hanya ingin mengganggu pemerintah yang sah”, ujar salah satu warganet
Warganet yang lain menambahkan bahwa isu komunisme adalah lanjutan isu radikalisme & bisa jadi ulah kaum radikalis itu sendiri.
“Mereka sok membela Pancasila melalui kritik RUU HIP, agar identitasnya tak diketahui. Mereka bersuara membela Pancasila. Padahal palsu #RadikalHTIFPItunggangiPandemi”, imbuhnya. (*)