JELANG HARI JUANG TNI AD TA 2020, KOREM 071/WIJAYAKUSUMA GELAR DONOR DARAH

Dalam rangka peringatan Hari Juang TNI ADTahun 2020, Korem 071/Wijayakusuma menggelar Donor Darah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Jumat (11/12/2020) di Gedung Pertemuan A.Yani Makorem 071/Wk Jl.Gatot Subroto Sokaraja Banyumas.

SOKARAJA - Donor darah diikuti prajurit dan PNS Makorem 071/Wijayakusuma dan Balak Aju Kodam IV/Diponegoro jajaran Korem 071/Wijayakusuma, bekerjasama dengan PMI Banyumas.

Danrem 071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin, S.I.P., usai mendonorkan darahnya menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini dalam rangka  memperingati Hari Juang TNI AD Tahun 2020 dan juga sebagai wahana dan wadah bagi prajurit dan PNS memberikan apresiasi dan semangat kepedulian kepada sesama, kebersamaan, kesadaran dan jiwa sosial.

"Setetes darah yang kita dermakan kepada sesama sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Apalagi saat ini, pandemi Covid-19 sedang mewabah disegenap penjuru wilayah tanah air, sehingga kebutuhan  darah akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan", ungkapnya.

"Dengan memberikan apresiasi seperti ini, kesadaran dan jiwa sosial serta kepedulian prajurit dan PNS ini akan memberikan motivasi, teladan dan panutan bagi masyarakat sekitar. Kegiatan ini juga wujud kepedulian TNI sebagai implementasi dan penjabaran prajurit dalam mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya dan sebagai bentuk kemanunggalan TNI-Rakyat", terang Danrem. 

Ratusan prajurit dan PNS Makorem 071/Wijayakusuma dan Balak Aju Kodam IV/Diponegoro turut serta dan peduli terhadap sesamanya dengan mendonorkan darahnya bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sementara itu dalam jumpa persnya, Danrem mengatakan bahwa dengan dilaksanakan kegiatan ini guna untuk mengingatkan kita segenap prajurit dan PNS Korem 071/Wijayakusuma tentang sejarah perjuangan TNI AD dimasa kemerdekaan Republik Indonesia. "Kita laksanakan kegiatan ini, untuk mengingatkan kita bagaimana perjuangan TNI AD dimasa lalu dalam memperebutkan kemerdekaan bangsa. Perjuangan TNI AD bersama segenap rakyat, tanpa pamrih. Karenanya, kita sebagai generasi muda penerus perjuangan TNI AD dan bangsa, tidak boleh melupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia", ungkapnya. 

Danrem juga mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini sebagai bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Hal tersebut, sesuai apa yang disampaikan pimpinan TNI AD bahwa dalam rangka memperingati Hari Juang TNI AD Tahun 2020 ini, seluruh satuan TNI AD melaksanakan bakti sosial berupa donor darah. "Di masa pandemi Covid-19 ini, TNI AD peduli untuk membantu masyarakatnya,  menyumbangkan darahnya guna membantu masyarakat terdampak Covid-19", terangnya. 

Dari hasil pengecekan pendonor, 109 personel yang mendaftar, setelah dilaksanakan proses screening yang dapat di ambil donornya  72  ampul darah. Kemudian, setelah terkumpul darahnya, diserahkan langsung kepada PMI Banyumas guna untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

***

MEDIA REALITA NEWS

***

[SALAH] KETURUNAN TIONGKOK DILARANG JADI POLISI

Akun Facebook Reinaldy memposting foto seorang pria yang menggunakan seragam kepolisian RI yang diikuti dengan narasi bahwa keturunan Tionghoa selalu jadi musuh bangsa ini sejak dahulu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan sejak dulu diatur dalam UUD 45 dan Pancasila keturunan asing dilarang menjadi aparatur negara, postingan tersebut diunggah pada Minggu (06/12/2020).


Dari hasil penelusuran, orang dalam foto tersebut merupakan Brigjen Hendra Kurniawan, Karopaminal Divpropam Polri yang baru saja dilantik dari Kombes ke Brigadir Jenderal Polisi, namun klaim pada foto tersebut tidak benar.

Melansir bbc.com, keturunan Tiongkok atau Tionghoa yang menjadi polisi sudah ada, setidaknya sejak orde lama, di zaman awal kemerdekaan polisi atau militer keturunan China bukanlah hal yang aneh, seperti dijelaskan Iwan Ong Santosa, penulis buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran.

“Bahkan sampai tahun 70an, 80an di beberapa daerah seperti di Bangka Belitung biasa saja,” kata Iwan Ong.

Ditarik lebih ke belakang, jumlah personil militer di tahun 60an bisa mencapai ratusan orang “karena kebutuhan personil untuk konfrontasi Trikora, Dwikora cukup banyak.”

Namun ‘Kelangkaan’ personil dari keturunan China menurut Iwan Ong mulai terjadi sejak zaman Orde Baru karena kebijakan politik saat itu.

“Politik segregasi berbasis SARA jadi mempertentangkan ideologi antara Islam dengan identitas Tionghoa, ini sesuatu yang berbeda, sesuatu yang jauh, sesuatu yang bersekat. Yang berusaha dibangun seperti itu,” terang Iwan Ong.

Sementara itu dilansir merdeka.com, di era Presiden Gus Dur, warga keturunan Tionghoa telah dibuka kesempatan seluas-luasnya untuk ikut ambil bagian dalam pemerintahan, termasuk menjadi anggota polisi.

Tetapi kenyataanya amat jarang warga keturunan yang masuk ke dalam Korps Bhayangkara. Brigadir Chang Mei Zhiang alias Yolla Bernada menjadi satu dari yang sedikit itu.

Fenomena ini ditanggapi tegas oleh Kapolri Jenderal Sutarman. Mantan Kabareskrim ini mengatakan kini Polri telah memberi ruang seluas-luasnya untuk keturunan Tionghoa menjadi polisi.

“Semua warga negara boleh masuk Polri, tidak membedakan etnis,” kata Sutarman dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Jumat (31/1).

Dengan demikian, klaim akun Facebook Reinaldy adalah salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.

Selengkapnya dapat dilihat melalui link

https://kalimasada.turnbackhoax.id/focus/5782


Lebih baru Lebih lama