Warga Jatilaba memanfaatkan sampah plastik jadi paving blok

TEGAL – Prihatin karena produksi sampah plastik yang kian meningkat, Subekhi (41) warga Desa Jatilaba Kecamatan Margasari memanfaatkan sampah plastik menjadi paving blok. Ide tersebut muncul saat dirinya menemukan banyak timbunan sampah di tepi jalan yang mengganggu kenyamanan.

“Saya prihatin dan gelisah ketika ada tumpukan sampah di beberapa titik, apalagi yang di pinggir jalan karena menganggu pemandangan. Dari sana saya memilah sampah plastik dan membuatnya jadi paving blok,” kata Subekhi (21/5/21)

Bahan baku utama pembuatan paving blok ini adalah sampah plastik utuh, oli bekas dan abu hasil pembakaran sampah plastik. Subekhi mendapatkan bahan plastik ini dari sampah warga di Desa Jatilaba.

"Setiap hari kami keliling kampung untuk mengambil sampah plastik dari tong yang sudah saya sediakan khusus untuk warga,” jelasnya. Proses pembuatannya masih menggunakan cara manual, dalam sehari Subekhi memproduksi dua meter paving blok. Setiap satu meter terdiri dari 36 buah paving blok. 

“Penjualannya masih di sekitar desa saja. Itu pun belum sepenuhnya bisa dipenuhi karena keterbatasan tenaga manusia dan kendala perlengkapan. Satu meter persegi paving blok kami jual Rp 75 ribu,” terangnya.

Selain mengubah sampah plastik menjadi paving blok, Subekhi juga memanfaatkan limbah sampah organik untuk membuat pupuk kompos. Satu kg pupuk kompos ia jual Rp 1.000.

Subekhi berharap, ide kreatifnya ini dapat ditiru dan dikembangkan, terlebih persoalan sampah ini menurutnya adalah tanggung jawab bersama.

“Ayo, sama-sama kita urai masalah sampah ini. Kurangi produksi dengan mengelola sampah secara benar. Setiap orang punya tanggung jawab sama soal sampah ini, jangan sampai dibuang sembarangan, syukur bisa dikelola dari rumah masing-masing. Sampah organik bisa jadi pupuk kompos dan sampah plastik bisa didaur ulang,”  pungkasnya.***
Lebih baru Lebih lama