Gus Nadir tolak pendapat Anwar Abbas: Jangan sok tahu Tuhan marah



JAKARTA - Pemerintah memberlakukan PPKM Darurat mulai 3 Juli hingga 20 Juli dengan  tujuan menekan penyebaran Virus Covid-19 yang makin mengganas.

Karena melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia satu bulan terakhir ini mengakibatkan rumah sakit dan tenaga kesehatan kolaps.

Salah satu aturan yang diterapkan pada PPKM darurat adalah pembatasan mal dan tempat ibadah yang menjadi lokasi pertemuan masyarakat.

Pemerintah berharap dengan PPKM darurat membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah.

Selain itu juga dilakukan pengetatan prokes 5M dan meningkatkan jumlah vaksinasi agar segera mencapai herd immunity. 

Ketua MUI Anwar Abbas menilai salah satu aturan dalam PPKM Darurat tentang penutupan sementara tempat ibadah akan membuat bangsa ini dimarahi Tuhan.

Membaca pernyataan tersebut, Rais Syuriah cabang Nahdlatul Ulama di Australia dan Selandia Baru yaitu Nadirsyah Hosen atau lebih dikenal dengan Gus Nadir melalui akunnya @na_dirs menanggapi pernyataan Anwar Abbas tersebut sebagai pernyataan yang keliru.

“Pak Anwar Abbas ini keliru: 1) Menutup masjid sementara (gak selamanya) dalam kondisi darurat itu dibenarkan sesuai kaidah fiqh dan maqashid as-syariah. 2) timing pernyataan tdk tepat. Gak ada simpati beliau thd kondisi masyarakat. 3) beliau sok tahu bahwa Tuhan akan marah”. Demikian komentar Gus Nadir pada 2 Juli 2021.

Lebih lanjut Gus Nadir menjelaskan lebih detail bahwa “Yg ditutup sementara itu gak cuma masjid, tapi semua rumah ibadah. Itu pun hanya di wilayah & periode tertentu. Gak selamanya dan gak di seluruh wilayah. Jadi gak usah digoreng: “Tuhan murka”; “Rejim anti Islam” dll. Ibadah msh bisa dikerjakan di rumah msg2 scr berjamaah”.***



Lebih baru Lebih lama