Agenda Menuju Indonesia Maju tetap berjalan di masa pandemi

JAKARTA - Walaupun pemerintah saat ini sangat berkonsentrasi menangani kesehatan, tetapi perhatian terhadap agenda besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/08/2021). Sidang dibuka Bambang Soesatyo selaku ketua MPR RI.

Sejumlah Menteri hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa.

Presiden menekankan, pengembangan SDM berkualitas menjadi prioritas. Penyelesaian pembangunan infrastruktur memurahkan logistik untuk membangun dari pinggiran dan mempersatukan Indonesia, terus diupayakan. Reformasi struktural memperkuat pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tetap menjadi agenda utama.

“Pandemi telah mengajarkan kepada kita untuk mencari titik keseimbangan antara gas dan rem, keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan perekonomian,” ujar Presiden.

Presiden mengemukakan pengetatan mobilitas membuat pemerintah harus memberikan bantuan sosial lebih banyak dibanding pada situasi normal. 

“Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Diskon Listrik, Subsidi Gaji, Bantuan Produktif Usaha Mikro, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, dan Program Kartu Pra Kerja juga terus ditingkatkan. Subsidi Kuota, Internet untuk daerah-daerah PPKM juga semaksimal mungkin diberikan kepada tenaga kependidikan, murid, mahasiswa, guru, dan dosen,” ujar Kepala Negara.

Presiden menjelaskan, yang lebih utama dan solusi perekonomian yang berkelanjutan, pemerintah memastikan agar masyarakat memperoleh pekerjaan layak dan mendongkrak perekonomian nasional.

“Pandemi memang telah banyak menghambat laju pertumbuhan ekonomi, tetapi pandemi tidak boleh menghambat proses reformasi struktural perekonomian kita,” lanjutnya.

Struktur ekonomi Indonesia yang selama ini lebih dari 55% dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga, harus terus dialihkan menjadi lebih produktif dengan mendorong hilirisasi, investasi dan ekspor. 

“Fokus pemerintah adalah menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja baru yang berkualitas,” pungkasnya.***
Lebih baru Lebih lama