𝙾𝚕𝚎𝚑:
𝙺𝚁𝚃.𝙰𝚛𝚍𝚑𝚒 𝚂𝚘𝚕𝚎𝚑𝚞𝚍𝚒𝚗,𝚆.
𝐉𝐀𝐖𝐀 𝐓𝐄𝐍𝐆𝐀𝐇, 𝐑𝐉𝐒𝐍𝐄𝐖𝐒.𝐈𝐃 - 30 Agustus 2025 — Indonesia hari ini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, gejolak sosial mulai terasa, dipicu oleh ketidakpuasan publik yang kian memuncak. Di sisi lain, para elite politik, terutama di lembaga legislatif seperti DPR, seolah abai dan justru menjadi pemicu utama.
Sebagai KRT. Ardhi Solehudin, Pengamat Integritas Publik, saya melihat fenomena ini dengan keprihatinan mendalam. Hubungan antara rakyat dan wakilnya tidak lagi harmonis. Alih-alih mengabdi, banyak wakil rakyat yang perilakunya seolah memancing emosi publik. Mereka lupa, jabatan yang mereka sandang adalah hasil dari kepercayaan rakyat. Tanpa suara rakyat, mereka bukanlah siapa-siapa.
Realitas di lapangan sangat kontras. Saat para wakil rakyat sibuk dengan urusan mereka, jutaan rakyat berjuang setiap hari untuk sekadar bisa makan. Kesenjangan ini menciptakan jurang pemisah yang berbahaya. Situasi ini memunculkan pertanyaan kritis: Mengapa para pemimpin seolah menjauh dari penderitaan rakyat?
Menurut laporan dari berbagai media sosial, rencana aksi demo harian di seluruh Indonesia bukan lagi sekadar ancaman, melainkan cerminan dari kegagalan para elite dalam menjalankan amanahnya. Ini adalah sinyal bahwa kesabaran rakyat sudah mencapai batasnya. Aksi ini adalah suara dari mereka yang merasa tidak lagi didengar.
Maka, sudah seharusnya para pejabat dan wakil rakyat melakukan introspeksi mendalam. Integritas bangsa dipertaruhkan. Hanya dengan kembali pada jalan yang lurus, mengutamakan kesejahteraan rakyat, dan menjunjung tinggi kejujuran, krisis kepercayaan ini bisa diatasi. Jika tidak, stabilitas sosial yang kita nikmati saat ini akan terancam. (*)