​𝐏𝐑𝐈𝐇𝐀𝐓𝐈𝐍! 𝐃𝐈 𝐓𝐄𝐍𝐆𝐀𝐇 𝐊𝐄𝐓𝐄𝐑𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒𝐀𝐍, 𝐃𝐔𝐊𝐀 𝐒𝐄𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐀𝐘𝐀𝐇, 𝐃𝐔𝐀 𝐏𝐑𝐎𝐅𝐄𝐒𝐈 𝐃𝐈 𝐖𝐎𝐍𝐎𝐆𝐈𝐑𝐈 𝐓𝐈𝐍𝐆𝐆𝐀𝐋 𝐃𝐈 𝐆𝐔𝐁𝐔́𝐊 𝐓𝐀𝐊 𝐋𝐀𝐘𝐀𝐊

 


𝐖𝐨𝐧𝐨𝐠𝐢𝐫𝐢, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬 𝐜𝐨𝐦 – 13 Oktober 2025 Di balik hingar bingar pembangunan, masih ada cerita pilu yang menguji rasa kemanusiaan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Adalah Marjuki (Usia dikosongkan/diisi) tahun, seorang duda dengan satu anak dari Desa Ngancar, yang berjuang keras menopang hidupnya dengan dua profesi mulia namun sederhana: sebagai pencari barang rongsokan dan juga juru urut.


​Kisah hidup Marjuki menjadi potret perjuangan yang tak kenal menyerah. Setiap hari, ia menyusuri jalanan, tak pernah minder dengan pekerjaannya sebagai pemulung. "Yang penting halal dan tidak merugikan orang lain," demikian prinsip hidup yang ia tegaskan saat dihubungi oleh pihak wartawan melalui pesan WhatsApp. Selain mengumpulkan rongsokan, Marjuki juga menerima pekerjaan serabutan apa pun yang ditawarkan, termasuk jasa mengurut, demi mencari tambahan rezeki.


Namun, di balik semangat baja tersebut, Marjuki harus menjalani hari-harinya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ia tinggal seorang diri di sebuah gubúk yang jauh dari kata layak. Keterbatasan ekonomi yang ia hadapi membuatnya tidak mampu memperbaiki atau mendapatkan hunian yang lebih manusiawi, padahal ia adalah tulang punggung bagi anaknya.


​𝑲𝒆𝒑𝒆𝒅𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏


​Keadaan Marjuki ini memanggil nurani kita semua. Keuletan dan kejujurannya dalam mencari nafkah patut diacungi jempol, namun kondisi tempat tinggalnya yang sangat tidak layak menjadi beban yang harus segera diringankan.


​Melalui berita ini, kami berharap Pemerintah Kabupaten Wonogiri, baik dari tingkat Desa, Kecamatan, hingga Dinas Sosial, dapat segera turun tangan dan melihat langsung kondisi Bapak Marjuki. Bantuan, khususnya terkait perbaikan atau penyediaan hunian yang layak (bedah rumah), serta dukungan terhadap kelangsungan usahanya, akan sangat berarti untuk keberlangsungan hidupnya dan masa depan anaknya.


​Semoga keprihatinan ini dapat mengetuk pintu hati para pemangku kebijakan, sehingga Bapak Marjuki dapat menikmati kehidupan yang lebih layak sebagai warga negara yang telah berjuang dengan jujur dan gigih.(*) 


𝐓𝐈𝐌/𝐑𝐞𝐝.