Tiga Excavator Bos Rio Percepat Evakuasi Korban Longsor Cibeunying

 


𝐂𝐢𝐥𝐚𝐜𝐚𝐩, 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐚𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬 𝐜𝐨𝐦 - Sebuah gelombang harapan menyelimuti Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, yang tengah berduka akibat musibah tanah longsor. Delegasi kemanusiaan yang dipimpin oleh Bos Rio, putra dari tokoh masyarakat Bos Edy Santoso, hadir sebagai penyejuk. Kunjungan ini merupakan wujud dedikasi kasih yang mendalam, dimulai dengan ungkapan belasungkawa tulus dari pemimpin delegasi.


​Kunjungan ini didampingi oleh Korwil IV H. Cucu Sujana, SE, jajaran Ketua PAC Pemuda Pancasila  dari Majenang dan Karangpucung—termasuk Bang Buyung, serta pengawalan langsung dari Komandan Koti Ndanki Bung Sugiono dan segenap anggotanya.


​Dalam kesempatan tersebut, Bos Rio secara khusus menyampaikan duka mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat Desa Cibeunying. Ia menegaskan bahwa kedatangannya tidak sekadar membawa bantuan fisik, tetapi juga dukungan moral yang mendalam.


​"Kami datang bukan hanya membawa bantuan logistik, tetapi yang utama adalah dukungan moral. Duka Cibeunying adalah duka kita semua di Cilacap. Kami berdoa agar warga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan semoga proses evakuasi yang tersisa dapat segera tuntas," ujar Bos Rio, merangkai komitmen solidaritasnya kepada masyarakat Majenang.


​Komitmen nyata Bos Rio terlihat sejak hari kedua Sebanyak tiga unit alat berat Excavator, lengkap dengan operator dan helper, langsung diturunkan ke medan bencana. Dengan semangat tinggi, tim ini fokus pada penggalian dan pencarian korban yang tertimbun longsor.


​Berkat pengerahan sumber daya ini, hasil evakuasi menunjukkan kemajuan signifikan. Hingga Kamis sore, jumlah korban yang masih dalam pencarian dan evakuasi berkurang drastis, menyisakan tiga orang lagi.


​Pada Kamis sore, Bos Rio juga menyerahkan bantuan bahan pokok dan logistik kebutuhan sehari-hari lainnya, yang diterima langsung oleh Kepala Desa Cibeunying, Lili Warly.


​Destinasi kunjungan kemanusiaan ini terpusat di kediaman Kepala Desa Cibeunying hanya berjarak 50 meter dari lokasi longsor. Di tengah suasana kekeluargaan yang hangat, obrolan berat pun tak terhindarkan.


 Pertemuan tersebut menjadi ajang berbagi cerita kelam tentang bencana tanah longsor yang menerjang pada malam Jumat Kliwon, 13 November 2025, pukul 20.00 WIB.

​Kepala Desa dan warga melaporkan perkembangan pasca-bencana, termasuk angka yang menyayat hati: total 20 jenazah telah berhasil ditemukan hingga hari itu. Kisah-kisah tragis di lokasi, termasuk penemuan penggalan tubuh, menjadi pengingat pedih akan kekuatan alam yang tak terduga.


​"Ini adalah ujian terberat bagi persatuan kita," ujar seorang warga, menggemakan sentimen duka yang mendalam.


​Laporan dari lapangan juga menyoroti medan yang penuh tantangan, bahkan sempat disinggung adanya insiden di luar nalar. Namun, tragedi tersebut berhasil diatasi berkat koordinasi dan ketenangan yang luar biasa dari seluruh elemen tim penyelamat: TNI, Polri, Basarnas, dan para relawan.

​Sepanjang hari, Ormas Pemuda Pancasila menunjukkan kesiapsiagaan yang tak kenal lelah. Rombongan PAC dari Cimanggu, Karang Pucung, Buyung Mulyadi, Tanjung, dan Haji Cucu berdiri tegak, mendampingi dan mengawal Bos Rio dari awal kedatangan hingga kepulangan pada pukul 17.40 WIB. Pengawalan ini bukan sekadar tugas, melainkan wujud nyata dari dedikasi tulus Ormas Pemuda Pancasila dalam mendukung misi kemanusiaan.


​Pada hakikatnya, kedatangan Bos Rio membawa lebih dari sekadar bantuan fisik. Kunjungan ini adalah simbol dedikasi kasih yang tak terhapuskan di hati masyarakat, membuktikan bahwa warisan cinta dan kepeduliannya tidak pernah pudar. Organisasi Pemuda Pancasila hadir sebagai pilar kokoh, siap menjadi sandaran dalam setiap kesulitan, menegaskan keberadaan mereka sebagai bagian integral dan peduli dari masyarakat Kabupaten Cilacap.

(Marjuki/Tim)