SELAMAT HARI RELAWAN INTERNASIONAL 2020!⁣⁣⁣

Tanggal 5 Desember didedikasikan bagi seluruh relawan di mana pun berada sebagai apreasiasi dan terima kasih atas dedikasi dan keikhlasan mereka berbuat kebaikan dan memberikan pelayanan tanpa mengharap imbalan. ⁣⁣⁣

Keberadaan mereka dapat memberikan kontribusi besar dalam membangun bangsa bahkan membuat perubahan  sosial, ekonomi, ekosistem lingkungan, dll menjadi lebih baik di dunia. ⁣⁣⁣

Saat dunia terhantam oleh pandemi COVID-19 yang menyerang hingga 65 juta jiwa, peran relawan  yang hadir dimanapun untuk memerangi COViD  menjadi sangat penting; baik mereka yang menjadi relawan di garis terdepan berhadapan langsung dengan pasien,  mereka yang rela membantu berbagi rejeki, makanan, dan alat kesehatan di jalan-jalan , juga mereka yang turut mengamankan masyarakat agar tidak terjadi penyebaran yang makin luas. ⁣⁣⁣

Pada hari ini ayo kita ingatkan orang-orang di sekeliling kita, para ibu mengingatkan anak-anaknya, untuk menghormati dan meneladani jiwa tolong menolong dan keikhlasan para relawan. ⁣⁣⁣

Terima kasih para relawan! 

***



[HOAKS] BUMBU MASAKAN MENGANDUNG BABI

Belakangan beredar kabar tentang bumbu masakan yang mengandung babi. Informasi tersebut merupakan broadcast whatsapp lama yang kembali disebarluaskan oleh pengguna media sosial.

Labelnya pun meyakinkan, sebagaimana yang tertera dalam kalimat pembuka. ’’Kabar dari Pondok Wali Barokah, Burengan, Kediri, untuk intern,’’ isi pesan tersebut di pembukanya.

Pesan tersebut diklaim sebagai postingan Ketua Bidang Kerja Sama Internasional MUI Pusat KH Dr Muchyidin Junaidi.

Pembuat pesan menyebutkan delapan bumbu masakan dari berbagai brand yang diteliti beserta kesimpulan kandungannya. Seluruh merek bumbu masakan itu sangat populer di masyarakat. Antara lain, Masako, Royko (merek asli tertulis Royco), micin Sasa, micin Ajinomoto, bumbu Indomie goreng, saus tiram Saori, tepung bumbu Sasa, dan tepung bumbu Sajiku.

Muchyidin Junaidi saat dikonfirmasi mengatakan, berita itu tidak benar alias hoaks. Dia tidak pernah menyebarkan informasi tersebut. Namanya dicatut orang yang tidak bertanggung jawab.

Pria yang juga menjabat wakil ketua dewan pengawas LPPOM MUI Pusat itu menjelaskan, kabar bohong tersebut menyebar sejak dua tahun lalu.

’’Saya tidak tahu kenapa informasi itu menyebar lagi,’’ katanya.

Banyak pihak yang bertanya kepadanya. Dia pun sudah menjelaskan. Bahkan, lanjut Muchyidin, LPPOM MUI juga telah mengklarifikasi bahwa kabar itu bohong. Namun, tetap saja ada yang menyebarkannya.

Selengkapnya dapat dilihat melalui link

https://kalimasada.turnbackhoax.id/focus/5690

Lebih baru Lebih lama