GOTONG ROYONG MEMBANTU WARGA YANG RUMAHNYA RUSAK DI MAGELANG

MAGELANG - Hujan deras yang mengguyur Magelang Senin sore telah mengakibatkan tanah longsor dan merusak rumah seorang warga RT 01/05 Kelurahan Cacaban Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang, Selasa (5/1/21).

Menurut keterangan Teguh pemilik rumah tersebut, akibat hujan lebat sekitar pukul 12.30 WIB tanah dekat rumahnya longsor sehingga mengakibatkan rumahnya rusak. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut namun rumahnya mengalami rusak dengan kerugian ditaksir mencapai jutaan rupiah. Saat ini korban untuk sementara ngungsi di tempat saudaranya.

Teguh mengucapkan banyak terima kasih kepada TNI, Polri, Garda Relawan Indonesia (GRI) serta seluruh elemen lain dan warga masyarakat yang gotong royong memperbaiki rumahnya yang rusak berat.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang Drs Singgih Indri Paranggana MM saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, "Satpol PP dan Satlinmas dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, selalu siaga 24 jam untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sewaktu-waktu ada informasi bencana di wilayah kota Magelang, kami siap diterjunkan di lapangan untuk memberikan pertolongan. Kami ikut prihatin atas kejadian robohnya rumah  tersebut. Semoga korban diberikan ketabahan. Kami hadir di lokasi bencana ini untuk mengarahkan Linmas membantu TNI, Polri, Garda Relawan Indonesia (GRI) serta warga masyarakat sekitar bahu-membahu untuk membantu memperbaiki rumah tersebut".

Kasat Pol PP juga menghimbau, "Dengan adanya cuaca yang ekstrim, curah hujan sangat tinggi, masyarakat harus waspada. Segera berikan informasi kepada petugas terdekat bila ada bencana supaya para petugas bisa memberikan pertolongan," jelasnya.

Kapolsek Magelang Tengah Polres Magelang Kota AKP Galuh mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, elemen organisasi kemanusiaan di wilayah Kota Magelang yang saling bahu-membahu membahu, ketika ada musibah langsung memberikan pertolongan, antara lain Kasatpol  PP Kota Magelang, Kabid Perkim, TNI- Polri, Dinsos, Dpupr, Garda Relawan Indonesia (GRI), Palang Merah Indonesia Kecamatan, Kelurahan Cacaban, dan warga setempat. 

"Kota Magelang di apit oleh dua sungai besar. Sebelah timur Sungai Elo, di sebelah barat ada Sungai Progo. Di sebelah timur ada Gunung Merapi, di sebelah barat ada Gunung Sumbing dan ada juga Gunung Tidar. Oleh sebab itu kami mengharapkan kepada Pemerintah Kota Magelang untuk membentuk lembaga yang menangani kebencanaan. Harapan kami, mudah- mudahan Kota Magelang lebih maju, lebih cepat menyikapi kebencanaan," tuturAKP Galuh.

***

MEDIA REALITA NEWS

***

[SALAH] VIDEO JARUM SUNTIK MENGHILANG SAAT PROSES VAKSINASI COVID-19


Beredar video proses vaksinasi Covid-19 di media sosial dengan narasi yang menyebutkan jarum menghilang setelah disuntikkan ke tubuh pasien.



Dari hasil penelusuran, diketahui informasi tersebut tidak benar. Jarum pada suntikan tidak menghilang, tapi otomatis ditarik menggunakan suntikan khusus yang disebut “Safety Syringe” (Alat Suntik Pengaman). Alat suntik pengaman merupakan alat suntik dengan mekanisme keamanan tambahan untuk mengurangi risiko cedera pada petugas kesehatan dan orang lain akibat tertusuk jarum yang tidak disengaja.

Alat suntik pengaman telah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade dan hingga kini terdapat banyak model untuk jarum suntik jenis ini. Menggunakan alat suntik pengaman tidak berdampak pada jumlah vaksin yang didapat seseorang dan tidak berbeda dengan menerima vaksin melalui jarum suntik tradisional.

Dilansir dari bbc.com, klip video datang dari laporan yang disiarkan di BBC TV 16 Desember 2020, dibagikan oleh juru kampanye anti-vaksin. Mereka mengklaim jarum suntik palsu dengan “jarum yang menghilang” digunakan sebagai upaya pihak berwenang untuk mempromosikan vaksin yang sebenarnya tidak ada.

Dari penelusuran di atas diketahui jarum suntik tidak menghilang saat proses vaksinasi, melainkan alat yang digunakan berupa suntikan dengan pengaman tambahan yang dapat menarik kembali jarum setelah digunakan. Sehingga status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.

Selengkapnya dapat dilihat melalui link

Lebih baru Lebih lama