VOXPOPULI RESEARCH CENTER RILIS HASIL SURVEI

JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center, Dika Moehamad dalam keterangannya secara tertulis yang diterima wartawan menginformasikan rilis hasil survei lembaga penelitiannya (6/1/2021).

Lembaga Survei Voxpopuli Research Center itu merilis hasil survei terkait penangkapan Habib Riziq Sihab (HRS) yang dilanjutkan dengan pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Hasil survei menunjukkan mayoritas responden (91,4 persen) yang terdiri dari sejumlah komponen masyarakat merasa tenang setelah HRS ditangkap dan FPI dibubarkan.

Seperti diketahui, HRS ditahan oleh aparat penegak hukum karena menimbulkan kerumunan yang merupakan pelanggaran terhadap protokol Kesehatan di tengah pandemi COVID-19 (virus corona). FPI sendiri dibubarkan dengan dasar hukum yang jelas, tidak memiliki surat keterangan terdaftar (SKT) terbaru dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI). SKT tidak diterbitkan lantaran FPI enggan memasukkan Pancasila sebagai ideologi organisasinya.

Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center, Dika Moehamad dalam keterangannya secara tertulis yang diterima wartawan juga menginformasikan ketegasan pemerintah menindak HRS secara hukum dan melarang aktivitas FPI memberikan ketenangan kepada masyarakat.

Pilihan kebijakan Jokowi untuk menyeimbangkan antara persoalan wabah dengan soal ekonomi dinilai publik paling tepat.

"Tentu saja masih ada masalah di sana-sini, dari masih naiknya penularan virus hingga korupsi dalam penyaluran bansos, tetapi secara umum publik melihat Jokowi masih menjadi figur yang paling layak dipercaya," kata Dika.

Sementara itu terobosan dilakukan Jokowi dengan mewujudkan Undang-undang Omnibus Law yang diyakini bisa membawa ke luar Indonesia dari hambatan struktural dan birokrasi.  

 "Di sisi lain ketegasan pemerintah terhadap Rizieq Shihab dan pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI) turut mendongkrak kepuasan publik terhadap Jokowi," tuturnya.   Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 26-31 Desember 2020, melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dika juga mengatakan, “Publik tidak setuju dengan pendapat bahwa pelarangan ormas FPI tidak demokratis.”

Hasil survei menunjukkan hanya sekitar 7,3 persen yang menyatakan tidak tenang dan lega seusai pembubaran FPI dan penangkapan HRS, sisanya (1,3 persen) menjawab tidak tahu /tidak menjawab.

Dari hasil survei itu, Direktur Strategi Institute Anthony Danar mengatakan ketenangan dan kelegaan mayoritas publik terhadap langkah tegas yang diambil aparat penegak hukum dan pemerintah dalam menangkap HRS dan membubarkan FPI, bisa menjadi sinyalemen bahwa selama ini FPI memang meresahkan publik dengan kebrutalan dan tindakan-tindakan intoleransi yang dilakukan mereka.

Pada kesempatan yang berbeda, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP juga sempat mengutarakan pembubaran FPI merupakan tindakan yang tepat, “Karena publik menginginkan ketegasan dan suasana kehidupan berbangsa dan bernegara (yang) mengedepankan nilai persatuan dan menjaga kemajemukan". 

***

MEDIA REALITA NEWS

***

CEK FAKTA KEMUNCULAN HARIMAU DI BLORA

Sejumlah akun Youtube mengunggah video berdurasi 30 detik, video tersebut merekam keberadaan harimau yang diklaim terjadi di hutan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Informasi keberadaan harimau di hutan Blora tersebut sempat membuat geger warga Blora pada akhir tahun 2020 lalu.

Dari hasil penelusuran menggunakan mesin pencarian Google Image dengan tangkapan layar video tersebut, penelusuran mengarah pada artikel berbahasa Telugu milik news18.com yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artikel tersebut berjudul “Harimau: Um ... harimau besar di kawasan wisata ... peringatan bagi wisatawan” yang tayang pada 18 Oktober 2020.

Dalam artikel tersebut terdapat tangkapan layar video yang identik seperti unggahan sejumlah akun Youtube, disebutkan dalam artikel bahwa seekor harimau besar sedang berjalan di hutan Mothugudem, Distrik Khammam, Telangana, India.

Video serupa juga pernah tayang pada akun Youtube G media dengan judul “Cow attacked by tiger in #Telangana” yang tayang pada 14 Desember 2020, dalam video tersebut juga ditampilkan seekor sapi dengan leher terluka.

Terkait kemunculan harimau di Hutan Mothugudem, petugas kehutanan sedang mencari asal muasal harimau tersebut, kemana perginya dan keberadaannya, jika mengarah ke pemukiman warga kemungkinan pihak berwenang akan memindahkan harimau tersebut ke tempat lain.

Perlu diketahui harimau jawa atau yang mempunyai nama lain panthera tigris sondaica adalah subspesies harimau yang hidup terbatas di Pulau Jawa. Harimau ini telah punah sejak tahun 1972, dikarenakan perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang mengurangi habitatnya secara drastis.

Atas penjelasan tersebut, terkait kemunculan harimau di hutan Kabupaten Blora, Jawa Tengah adalah tidak benar dan masuk ke dalam ketegori konten yang salah.

===

Sumber:

https://turnbackhoax.id/2021/01/04/salah-video-kemunculan-harimau-di-hutan-kabupaten-blora/

REFERENSI:

https://www.youtube.com/watch?v=l7oT_mhr3P

https://telugu.news18.com/photogallery/telangana/royal-bengal-tiger-sighted-in-mothugudem-tourist-and-forest-area-of-khammam-district-of-telangana-nk-kmm-636484.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_jawa

Lebih baru Lebih lama