Jalan Tol Semarang - Demak akan tingkatkan konektivitas dan hubungkan kawasan strategis


JAKARTA - Untuk meningkatkan konektivitas di wilayah Jawa Tengah bagian utara dan menghubungkan kawasan-kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan kawasan pariwisata, khususnya Demak sebagai kawasan wisata religi maka pada saat ini sedang dilaksanakan pembangunan jalan Tol Semarang - Demak. 


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam membangun infrastruktur tidak hanya bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa, namun juga memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.


“Prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan menjadi komitmen Kementerian PUPR mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah (land acquisition), konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan (sidlacom),” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, seperti diinformasikan pada situs resmi Kemen PUPR (5 April 2021).


BACA JUGA:
Kemenparekraf berharap Kopi Kaliangkrik naik kelas


Dalam upaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari pembangunan Tol Semarang - Demak, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Daerah menyiapkan program relokasi lahan mangrove yang berada di sekitar  pembangunan Seksi 1 Tol Semarang - Demak ruas Semarang - Sayung. Terdapat 3 lokasi kawasan mangrove yang akan direlokasi dengan total luas kurang lebih 46 hektar.


Pembangunan Tol Semarang - Demak dibangun dengan skema kerja sama badan usaha dengan Pemerintah (KPBU)  sepanjang 27 km akan terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang sekaligus untuk menanggulangi rob yang kerap terjadi di Semarang.


Pembangunan jalan tol Semarang - Demak terbagi menjadi dua seksi, yakni Seksi 1 (Semarang / Kaligawe - Sayung) sepanjang 10,69 km merupakan dukungan Pemerintah, sementara Seksi 2 (Sayung - Demak) sepanjang 16,31 km merupakan tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak dengan total  nilai investasi sekitar Rp 15,3 triliun.


Pembangunan dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya - PT Pembangunan Perumahan (KSO) dan  konsultan supervisi PT Virama Karya. ***

Lebih baru Lebih lama