Peneliti ungkapkan pesan antivaksin sering muncul dengan agama, anti-China, dan teori konspirasi

JAKARTA - Peneliti di Singapura mengungkapkan bahwa pesan anti-vaksin di Indonesia sering kali disebarkan oleh para influencer agama dan ditaburi dengan teori konspirasi yang juga disebarkan dengan narasi anti-pemerintah, sentimen agama dan sentimen anti-China.

Laporan tersebut ditulis oleh Yatun Sastramidjaja dan Amirul Adli Rosli di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura. Mereka mengatakan jumlah propaganda anti-vaksin di platform media sosial itu "mengkhawatirkan".

"Mikro-influencer religius di Indonesia memiliki platform, jangkauan, dan kemampuan membuat konten untuk menyebarkan pesan mereka ke basis dukungan besar dari pengikut setia, yang percaya pada panutan agama tetap tak tergoyahkan oleh sensor", kata peneliti Singapura itu dalam laporannya, dikutip dari SCMP, Senin, 28 Juni 2021.

Para peneliti memantau tagar #vaksin dan #tolakvaksin yang diunggah oleh pengguna Indonesia di TikTok pada bulan Maret hingga April 2021.

Dalam laporannya, mereka mengungkapkan bahwa video teratas di platform pada bulan Maret dengan tagar #vaksin adalah video editan anggota DPR Ribka Tjiptaning yang menyuarakan penentangannya terhadap program vaksinasi dan keraguannya tentang keamanan vaksin Covid-19.

Disebutkan video itu diunggah oleh akun @adab.ulama, diterjemahkan menjadi "perilaku ulama",ditambahkan "lagu Islami dramatis" ke klip suara dari Ribka, kemudian menghasilkan 1,6 juta likes, 577.000 komentar, dan 51.600 kali dibagikan, kata laporan peneliti Singapura.

Video itu kemudian dihapus oleh TikTok setelah menduduki posisi teratas, demikian seperti dilansir oleh Pikiran Rakyat.
Lebih baru Lebih lama