LAKSI: Polisi lakukan pendekatan persuasif untuk bubarkan massa yang blokir Jalan Trans Sulawesi

Tinombo, Media Realita News - Terkait aksi demontrasi pemblokiran jalan trans Sulawesi yang memaksa aparat keamanan melakukan pembubaran massa telah mengakibatkan tewasnya seorang pendemo di Tinombo Selatan Kabupaten Parimo, Minggu (13/2), Azmi Hidzaqi Kordinator LAKSI (Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia) sangat menyayangkan narasi dan framing yang beredar.

Ia mengatakan, desakan agar Irjen Pol Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatan Kapolda Sulteng, ini merupakan politisasi yang memanfaatkan situasi, karena desakan dan pendapat seperti itu dikhawatirkan disusupi kepentingan tertentu menggoreng isu ini yang pada ahirnya melakukan pembusukan karakter.

Pencopotan Kapolda, menurut Azmi, adalah penilaian dan kewenangan pimpinan Polri bukan berdasarkan desakan atau tuntutan massa.

Pihaknya menilai personel Polisi sudah melakukan pengamanan aksi unjuk rasa sesuai standar operasional prosedur. 

"Upaya preventif sudah dilakukan agar tidak ada blokade jalan. Selain itu juga upaya preventif polisi sudah dilakukan  agar hal seperti ini tidak terjadi. Oleh karena itu menuntut mundur Kapolda merupakan salah satu bentuk politisasi yang tidak tepat," katanya. 

Perlu diinformasikan bahwa Kapolres Parigi Moutong (Parimo) AKBP Yudi Arto Wiyono didampingi Dirintelkam Polda Sulteng Kombes Pol. Anggara Nasution telah mendatangi rumah korban meninggal saat pembubaran blokade jalan di Tinombo Selatan Kabupaten Parimo, Minggu (13/2).

Kedatangan pejabat utama Polda Sulteng sebagai bentuk perhatian, rasa prihatin dan turut merasakan duka cita keluarga Faldi alias Aldi (21).

"Kapolda Sulteng akan mengusut perkara ini secara terbuka dan professional, dan akan memberikan tindakan tegas terhadap yang bersalah. Maka sudah selayaknya publik bersabar dengan adanya proses ini dan jangan ada lagi narasi yang menyudutkan pihak kepolisian," pungkas Azmi.***
Lebih baru Lebih lama