PEMBERIAN SANTUNAN DAN INSENTIF UNTUK TENAGA KESEHATAN DI JAWA TENGAH

Gubernur Ganjar Pranowo mendampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat pemberian santunan dan penyerahan insentif untuk tenaga kesehatan yang terlibat penanganan Covid-19 di wilayah Provinsi Jawa Tengah, Jumat (24/7/2020).

SEMARANG - Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyalurkan santunan kepada 3 ahli waris tenaga medis yang gugur dan memberikan insentif kepada tenaga medis di 23 fasilitas kesehatan di Jawa Tengah yang menangani Covid-19 sebagai bentuk penghargaan terhadap tenaga medis dalam memberikan penanganan Covid-19.



Kegiatan berlangsung di Aula Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Jumat (24/7/2020) 

Memberikan santunan para pahlawan medis kita yang telah gugur berjuang membantu masyarakat dalam menangani serangan penyakit covid-19. 

"Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Karena itu Presiden mengapresiasi semua ini dengan memberikan santunan melalui saya. Wujud penghargaan luar biasa dari negara untuk pahlawan medis kita," ujar Terawan Agus Putranto.

Terawan juga meminta seluruh komponen bangsa untuk bersinergi dalam menekan dan mengurangi penyebaran Covid-19.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menuturkan bahwa santuan dan insentif bukan persoalan nilainya, tapi betapa negara sangat peduli dengan kerja keras dalam penanganan Covid-19. Ia juga menyebutkan upaya keras dalam menangani Covid-19 di Jawa Tengah. (*)


CEK FAKTA: DISINFORMASI KALUNG EUCALYPTUS DISEBUT JIMAT VIRUS CORONA

Pemilik akun Facebook atas nama Bejo Sugriwa pada Rabu (22/7/2020) membuat postingan mengejutkan. Dia menyebut Kalung Eucalyptus sebagai jimat antivirus corona yang dibuat Menteri Pertanian RI.


Postingan mengenai Kalung Eucalyptus merupakan jimat antivirus corona mendapat ratusan like dan puluhan komentar. Berikut narasinya:

"Rezimnya JOKOWI emang rezim DAGELAN. Hampir semua menteri yang ada di kabinetnya adalah ORANG-ORANG GOBLOK CAMPUR TOLOL.

Lah gimana gak goblok coba, ente bayangin aja MASA MENTERI PERTANIAN sekarang malah kerjanya bikin KALUNG ANTI VIRUS

.............

Lah kok menteri pertanian di rezimnya boneka sarkowi sekarang malah jadi GANTI PROFESI kaya DUKUN sampe menciptakan KALUNG ANTI VIRUS yang seolah-olah fungsinya seperti JIMAT PENANGKAL PENYAKIT."

Lalu benarkah kalung Eucalyptus merupakan jimat antivirus corona seperti yang dipublikasikan oleh Bejo Sugriwa? Simak penjelasannya berikut.

Penelusuran Fakta

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran fakta tersebut melalui mesin pencari Google. Tim menggunakan keyword Kalung Eucalyptus. Hasilnya, ada ratusan artikel mengenai Kalung Eucalyptus.

Tim pun menemukan artikel yang berada di kanal Health Liputan6.com dengan judul: 'Kementan Sebut Kalung Eucalyptus Bukan Jimat Antivirus'. Artikel itu sudah dipublikasikan pada 7 Juli 2020.

Dalam artikel tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kalung eucalyptus bukan jimat antivirus Corona. Dalam pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk eucalyptus pun tidak diklaim sebagai antivirus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Ini bukan jimat. Jadi, saya harus sampaikan ini scientific based research. Ada riset, dasar ilmiahnya," tegas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Fadjry Djufry dalam konferensi pers virtual, Senin (6/7/2020).

"Isi kalung eucalyptus ini sama dengan di roll on, sama dengan inhaler. Karena ini (kalung) kan aksesoris kesehatan."

Walaupun tidak diklaim sebagai antivirus, eucalyptus disebut berpotensi membunuh virus. Potensi tersebut dibuktikan lewat uji in vitro di laboratorium pada model sejenis virus Corona lain, yakni alpha corona, betacorona, dan gamma corona. "Penelitian terkait dengan ini eucalyptus memang sudah cukup lama," lanjut Djufry.

Kalau kita lihat kalung eucalyptus terdapat tulisan 'antivirus corona.' Djufry menjelaskan, tulisan tersebut hanya tertera pada prototipe kalung aromaterapi yang digunakan di kalangan pegawai Kementan.

“Ini hanya prototipe ya. Produksi massal nanti ini (tulisannya) akan menjadi ‘aromaterapi eucalyptus’, jelasnya.

Bentuknya yang mirip nametag di kalungkan agar tidak mudah terselip dan mudah dibawa ke mana-mana.

"Kalau inhaler ukurannya kecil, kadang kita lupa menyimpan atau terselip di mana saat kita akan menggunakannya," ujar Djufry.

"Jadi, dibentuklah kalung layaknya nametag, sehingga mudah dihirup juga setiap 2-3 jam sekali antara 5-15 menit. Didekatkan ke hidung agar mampu menginaktivasi virus yang berada di rongga hidung."

Artikel lain, seperti di Kompas, menyebut Kalung Eucalyptus bakal dipasarkan mulai Agustus 2020. Kementerian Pertanian (Kementan) akan mulai memasarkan kalung antivirus Corona di Palembang, Sumatera Selatan, lantaran diklaim bisa mencegah seseorang terpapar Covid-19 yang kini masih mewabah.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan, Dr Atekan, menjelaskan, produk berbahan baku tanaman eucalyptus yang akan dipasarkan tersebut ada lima varian, yakni jenis roll on, inhaler, kalung, minyak aromaterapi, dan balsam. Untuk jenis kalung, Atekan mengklaim bisa mematikan perkembangbiakan virus corona. Bahkan, mereka telah melakukan penelitian dengan uji coba virus jenis beta corona dan alfa corona yang memiliki karakter virus mirip Covid-19.

Partikel dalam kandungan eucalyptus, menurut dia, mampu menjangkau penyebaran virus dengan lebih luas. Sebab, virus Covid-19 memiliki Mpro (main protein) di lapisan kulit luar. Bila protein itu rusak, maka virus tidak bisa berkembang biak dan mati.

"Roll on dan inhaler akan dijual awal Agustus, sedangkan kalung akhir Agustus menunggu izin edar dari BPOM," kata Atekan saat melakukan audensi dengan Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Selasa (21/7/2020), seperti diberitakan Kompas.com.


Kesimpulan

Kabar yang menyebut tentang Kalung Eucalyptus sebagai jimat antivirus corona adalah disinformasi. Faktanya, walaupun tidak diklaim sebagai antivirus, eucalyptus disebut berpotensi membunuh virus.

Sumber
Lebih baru Lebih lama