Untuk mewujudkan kebersamaan dalam melestarikan tradisi dan budaya masyarakat lokal, Satgas Yonif 754/ENK/20/3 Kostrad bersama warga Aroanop, Tembagapura melaksanakan acara bakar batu (18/7/2020).
PAPUA - Diungkapkan Dansatgas Yonif 754/ENK/20/3 Kostrad, Letkol Inf Dodi Nur Hidayat, dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Mimika, Papua, mengatakan bahwa tradisi bakar batu ini bertujuan untuk menunjukkan rasa syukur atas perlindungan, menyambut kebahagiaan dan kebersamaan bersama anggota Satgas.
"Sehingga Pos Satgas yang berada di Kampung Aroanop melakukan kegiatan bakar batu bersama dengan masyarakat untuk terus mempertahankan jalinan kebersamaan dan silaturahmi yang sudah berjalan baik selama ini,” ujarnya.
“Silaturahmi itu sangat diperlukan untuk mencegah pengaruh negatif serta mendengarkan keluh kesah yang dialami oleh masyarakat yang ada di Kampung Aroanop,” tambah Dodi.
Lalu katanya lagi, kebersamaan antara Satgas dan masyarakat dalam kegiatan bakar batu yang berlangsung dalam suasana penuh kegembiraan dan semangat gotong-royong dalam mengolah dan memasak ini menunjukkan terciptanya kemanunggalan TNI dan rakyat.
“Mari kita terus pelihara kebersamaan ini dalam memberi kenyamanan dan ketenteraman kepada warga di wilayah perbatasan ini,” terangnya.
Kegiatan ini lanjut Dodi, juga dilakukan sebagai wujud syukur masyarakat bersama dengan anggota Satgas yang terus terbina baik.
“Kita berharap melalui kegiatan ini, jalinan kebersamaan, keakraban dan silaturahmi di antara sesama anak bangsa terus terjalin erat,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Danpos Aroanop, Letda Inf Cighra, mengungkapkan rasa senang dan bangganya, anggota Satgas beserta masyarakat berbaur menjadi satu dalam mengolah segala bahan baku yang akan dinikmati bersama - sama.
“Ini menunjukkan bahwa keberadaan Satgas diterima dengan tangan terbuka oleh warga di Kampung Aroanop,” imbuhnya.
Dalam kegiatan bakar batu yang berjalan dengan lancar dan aman ini tampak jelas keakraban antara anggota Satgas dengan warga kampung.
Seperti yang diungkapkan Antonius (36), bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kebersamaan antara masyarakat dengan anggota Satgas yang ada di kampung mereka.
"Ini merupakan bentuk kebersamaan di antara kami dan anggota Satgas, bersatu padu dalam balutan persaudaraan,” tuturnya bangga. (SM)
CEK FAKTA:
TIDAK BENAR MUNCUL VIRUS BARU BERNAMA SFTS DARI CHINA SETELAH COVID-19
Beredar klaim kemunculan virus baru bernama SFTS dari China setelah virus corona baru (Covid-19). Klaim tersebut diunggah akun Muhardy Putra Negara, pada 15 Juni 2020.
Berikut keterangannya:
"Pembaruan Patch 7.15 baru:
Coronavirus sekarang dapat menyebar melalui udara.
-Virus baru tiba G4 SFTS
-Tombol menyerah telah dinonaktifkan."
Benarkah SFTS virus baru dari China setelah Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim SFTS virus baru dari China setelah Covid-19 menggunakan Google Search dengan kata kunci 'SFTS virus'
Penelusuran mengarah pada dokumen riset berjudul "Research LetterEndemic Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome, Vietnam" yang dimuat situs cdc.gov.
Dokumen riset tersebut menyebutkan, severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS),telah diidentifikasi di China, Korea Selatan, dan Jepang sejak 2009.
SFTS pertama dikonfirmasi di China pada 2009. Penyakit ini diidentifikasi secara retrospektif di Korea Selatan pada 2010 dan wilayah barat Jepang pada 2013.
SFTS ditandai oleh demam tinggi akut, trombositopenia, leukopenia, peningkatan enzim hati serum, gejala gastrointestinal, dan kegagalan multiorgan dan memiliki tingkat kematian 16,2% -30%.
Sebagian besar infeksi SFTSV terjadi melalui kutu Haemaphysalis Longicornis, walaupun penularan SFTSV juga dapat terjadi melalui kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi.
Kesimpulan
Klaim SFTS virus baru dari China setelah Covid-19 tidak benar. SFTS diidentifikasi sejak 2009 di Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Sebagian besar infeksi SFTSV terjadi melalui kutu Haemaphysalis Longicornis.
Sumber