Walikota Surakarta menangkap peluang dan trend pariwisata pasca pandemi


SURAKARTA - Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pada Forum Komunikasi Pegiat Pariwisata Kota Surakarta dengan tema "Menangkap Peluang dan Trend Pariwisata Pasca Pandemi - Wellness Tourism, Rabu (7/4/2021) di Hotel Swiss - Bell Hotel mengatakan sebisa mungkin ia longgarkan terkait larangan mudik. 


"Saya tidak mau mempersulit. Saya yakin sebulan ini hotel penuh dan restoran laku. Namun kita tetap larang mudik," urainya.


Dikatakannya, Surakarta sebagian besar sudah zona hijau. Semua zona hijau, hanya 2 yang oranye. Terkait, 5 ribu vaksin per hari untuk memulihkan ekonomi Surakarta. Gibran meminta para pelaku pariwisata di Surakarta bersabar menunggu sampai Ramadan dan masa mudik selesai.


"Wisata bersabar dulu. Nanti, Juni - Juli membaik. Mohon sabar sekali lagi," ucapnya. 


BACA JUGA:
Menko Polhukam tekankan pentingnya restorative justice


Walikota menjelaskan, akan menarik event ke Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta sudah mengizinkan kegiatan budaya seperti wayang dan ketoprak dipentaskan, live music sudah boleh digelar dengan pembatasan jam dan penonton. Kegiatan lomba tanpa penonton dan senam warga kampung sudah diperbolehkan. 


Terkait wisata kebugaran, Surakarta sudah memperbaiki venue olahraga dan diperbanyak event olahraga bertaraf nasional. Untuk pengembangan pariwisata di Surakarta, Pemkot selalu menjalin koordinasi Solo Raya, dengan para bupati di wilayah eks Karesidenan Surakarta.


"Mereka sudah mau berkumpul di balai kota. Komunikasi kita jalin kembali dengan Solo Raya setelah 8 tahunan vakum," katanya. 


BACA JUGA:
Penanganan darurat saluran induk tanggul jebol di Desa Kebonsari


Terkait wellness tourism, akan segera dikembangkan dengan antara lain membangun Rumah Sakit Herbal di RS Bung Karno. 


"Kita Tidak mau kalah sama Penang Malaysia dengan pusat herbalnya. Bahan baku herbal justru berasal dari Surakarta dan sekitarnya. Wisata herbal seperti jamu dan spa tradisional Jawa dan terapi herbal, bisa berkembang pesat jika kita mau bergerak cepat," terangnya. 


Diketahui, selama pandemi Covid-19 industri pariwisata Indonesia bisa dibilang lumpuh. Hal itu dibuktikan dengan jutaan pekerja di sektor pariwisata yang kehilangan pendapatan. Namun, usai kelumpuhan akibat Covid-19, nantinya industri akan memasuki era new normal tourism.


BACA JUGA:
Polri bongkar praktik oplosan gas subsidi yang rugikan negara Rp 7 M


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprediksi produk ekowisata di Indonesia akan sangat diminati pasca pandemi Covid-19. Apalagi, dengan hadirnya kondisi new normal. nantinya wisatawan diharapkan lebih memperhatikan protokol-protokol wisata, terutama yang terkait dengan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. ***

Lebih baru Lebih lama